Soal Anak Nakal ke Barak Militer, Gus Yasin: Kita Arahkan Mereka ke Pesantren

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen
Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen
0 Komentar

FENOMENA kenakalan remaja yang marak kembali muncul dalam wujud geng motor dan aksi kekerasan jalanan menjadi perhatian serius Wakil Gubernur Jawa Tengah,

Taj Yasin Maimoen, atau yang akrab disapa Gus Yasin menegaskan tak akan mengirim anak nakal ke barak militer.

Dia menyebut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki aturan dalam menegakkan disiplin bagi anak-anak.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

“Kami kan ada aturannya, kita bukan negara yang siap perang kok. Kami sudah tahu kedisplinan itu wajib,” kata Taj Yasin pada Kamis, 15 Mei 2025.

Menurut dia, mendidik kedisplinan kepada anak nakal bisa dilakukan tanpa memasukkan pelajar ke barak militer.

Taj Yasin mengatakan, setiap daerah memiliki karakteristik permasalahan masing-masing. Sehingga penyelesaian pesoalan di satu wilayah bisa berbeda.

Dia berharap masyarakat tak membandingkan cara Pemprov Jawa Tengah menangani kenakalan pelajar dengan daerah lain.

“Sama-sama menjalankan tugas yang tujuannya adalah kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.

Ia menyebut fenomena ini sebagai persoalan klasik yang terus berulang, namun kini semakin mengkhawatirkan karena banyak melibatkan anak di bawah umur.

“Kita anggap kenakalan remaja ini masih timbul-tenggelam, kumat-kumatan. Dan yang sekarang muncul ini, banyak anak di bawah usia yang hanya ikut-ikutan,” ungkap Gus Yasin saat ditemui pada Minggu (18/5).

Menanggapi situasi tersebut, Gus Yasin mendorong pendekatan berbasis pendidikan karakter dan agama sebagai solusi jangka panjang.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Ia mengusulkan agar anak-anak yang terjerat dalam aksi kekerasan dan geng motor bisa difasilitasi untuk belajar di pesantren atau boarding school.

“Kalau pendekatan kreatif tidak lagi mempan, kita bisa arahkan mereka ke pesantren. Bukan hanya untuk membentuk kedisiplinan, tapi juga agar mereka memahami nilai-nilai keagamaan, apa pun agamanya,” jelasnya.

Gus Yasin menegaskan bahwa pemerintah provinsi telah memiliki program strategis yang disebut Kecamatan Berdaya. Program ini awalnya menyasar perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas, namun kini dikembangkan untuk juga menjangkau kalangan generasi muda, terutama generasi Zilenial.

“Program ini bisa menjadi pintu masuk untuk membentuk karakter anak-anak muda melalui kegiatan positif berbasis komunitas,” ujarnya.

0 Komentar