Selusur Makam Ki Jumprit Ahli Nujum Zaman Majapahit di Lereng Gunung Sindoro

Makam Ki Jumprit
Makam Ki Jumprit
0 Komentar

Keturunan Ki Dipo

Tak banyak catatan terperinci tentang keberadaan mata air ini, walau Jumprit sempat disebut dalam Serat Centhini, karya sastra berbentuk tembang yang ditulis di awal abad ke-18 oleh para pujangga Keraton Surakarta. Isinya tentang ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa.

Di tengah masyarakat Temanggung sendiri, ada banyak cerita rakyat yang beredar, Salah satunya menyebutkan bahwa Ki Jumprit merupakan salah seorang putra Raja Majapahit.

Keterangan lain yang dirangkum dari beberapa sumber mengungkapkan bahwa Ki Jumprit adalah Pangeran Singonegoro yang setelah bertapa di tempat itu selama 40 hari lalu menjadi seorang resi dan memberkati air sendang (Umbul Jumprit) sehingga memiliki berbagai khasiat.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Hewan kesayangannya, kera putih bernama Ki Dipo, tetap tinggal dan menjaga situs tersebut. Dipercaya, kera-kera yang sekarang terdapat di sana merupakan keturunan Ki Dipo yang akan terus menjaga situs Ki Jumprit.

Obyek wisata andalan Kabupaten Temanggung ini memang masih sekadar menarik minat wisatawan ritual saja. Hal itu dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang datang.

Pengelola mengatakan, di luar hari-hari raya tertentu, biasanya tempat ini ramai dikunjungi hanya pada malam Selasa Kliwon, Jumat Kliwon, dan Sabtu Pahing. Ini adalah hari dianggap keramat dalam budaya Jawa.

Sebagai bagian dalam wanawisata Jumprit, pengunjung tidak hanya dapat berziarah ke makam Ki Jumprit saja, tapi juga menikmati pemandangan Kota Temanggung dari ketinggian lereng Sindoro. Hamparan kebun tembakau dan hutan pinus siap menyambut dan membuat pengunjung terkesan.

0 Komentar