Selusur Makam Ki Jumprit Ahli Nujum Zaman Majapahit di Lereng Gunung Sindoro

Makam Ki Jumprit
Makam Ki Jumprit
0 Komentar

Kawanan kera akan mulai meningkahi para pengunjung di sekitar jalan setapak menuju mata air dan di atap makam. Namun, mereka jinak dan tidak mengganggu.

Umbul Jumprit merupakan mata air utama yang mengaliri Kali Progo. Di petilasan tersebut, air dari mata air ditampung di dalam kolam, dan selebihnya dialirkan langsung ke Kali Progo.

Air yang ditampung itu digunakan untuk keperluan tirakat bagi pengunjung dengan berendam di dalamnya. Dipercaya, air tersebut kaya akan berkah dan keberuntungan.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Setiap tahun, terutama tiga hari sebelum memasuki puncak perayaan Waisak, para biksu dari sembilan aliran agama Buddha akan bersama-sama ke Umbul Jumprit.

Di sana, mereka akan berdoa dan mengambil air berkah dari mata air sebagai permulaan dari prosesi upacara Waisak.

Air ini digunakan untuk memerciki umat di Candi Borobudur. Salah satu pengelola Umbul Jumprit mengatakan, memasuki perayaan Waisak, kolam akan dibersihkan dan satu minggu sebelumnya pengunjung dilarang masuk ke kolam.

Di sudut terjauh kolam, berbatasan langsung dengan dinding bukit, terdapat suatu ceruk kecil atau gua dengan luas sekitar 4 meter persegi. Untuk mencapainya harus menyeberangi lintasan kecil di atas kolam.

Menurut pengelola, gua yang di dalamnya terdapat dua arca tersebut dulunya digunakan oleh Ki Jumprit sebagai tempat meditasi. Bahkan, sampai sekarang, banyak juga pengunjung yang memanfaatkan tempat tersebut untuk melakukan ritual tapa.

Salah satu pengunjung asal Yogyakarta, Andi (42) bercerita, ia menggunakan tempat ini hanya sebagai sarana dalam bermeditasi, terutama pada malam hari bersama beberapa teman.

“Suasananya tenang, udaranya sejuk dan alami. Dulu, saya dan teman-teman biasanya berendam dalam dinginnya air di kolam Umbul Jumprit sambil bermeditasi, tapi sekarang saya lebih cenderung untuk menikmati suasana saja,” ujarnya.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Tempat ini buka 24 jam bagi semua pengunjung tanpa terkecuali. Tidak ada larangan atau syarat khusus. Pengunjung pun dipersilakan membawa perlengkapan meditasi seperti dupa, lilin, atau bunga.

Selama laku tirakat di sini, setiap peziarah diminta tetap menjaga keheningan agar tidak menganggu pengunjung lain.

0 Komentar