Meriam Keramat Nyai Setomi di Bangsal Witono Kraton Kasunanan Surakarta

Meriam Nyai Setomi yang disebut sebagai meriam paling keramat di Keraton Kasunanan Surakarta
Meriam Nyai Setomi yang disebut sebagai meriam paling keramat di Keraton Kasunanan Surakarta
0 Komentar

“Meriam ini sekarang lebih dikenal dengan nama Si Jagur. Jagur dalam bahasa Jawa artinya harimau,” ujar Puger.

Cerita lain seperti dikutip dari situs Gedung Kesenian Jakarta mengatakan, pasangan meriam Kyai Setomo dan Nyai Setomi berasal dari jelmaan suami istri. Suatu hari Raja Pajajaran memerintahkan patihnya, Kyai Setomo, mencari senjata ampuh yang mengeluarkan bunyi gemuruh seperti terlukis dalam mimpinya.

Sang patih diancam hukuman mati apabila gagal menemukan senjata ampuh itu. Patih Kyai Setomo dan istrinya, Nyai Setomi, lantas bersemedi sebagai upaya mencari senjata yang dimaksud sang raja.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Namun setelah sekian lama, keduanya tidak juga menghadap raja. Prajurit lantas diperintahkan menggeledah rumah pasangan suami istri itu. Kemudian ditemukan dua buah pipa aneh hasil jelmaan Kyai Setomo dan Nyai Setomi yang ternyata adalah meriam, persis seperti dalam mimpi raja.

Cerita ini tersiar ke mana-mana, termasuk ke telinga Sultan Agung dari Kerajaan Mataram. Ia meminta kedua meriam dibawa ke Mataram. Namun, meriam Kyai Setomo menolak dan melarikan diri ke Batavia. Tinggal Nyai Setomi yang berhasil diboyong ke Mataram dan menjadi pemberi semangat spiritual keraton. Meriam ini juga mengantar kemenangan keraton dalam melawan Belanda pada masa itu.

Sementara, meriam Nyai Setomi adalah saksi bisu ikrar para Raja Keraton Kasunanan Surakarta. Setiap pangeran yang hendak bertakhta menjadi raja harus mengikrarkan janji di depan meriam itu.

“Meriam itu menghadap ke utara, raja yang berikrar berada di depannya menghadap ke selatan,” kata pria yang akrab disapa Kanjeng Win, Senin (11/9/2016). “Artinya, raja harus siap menghadapi cobaan yang berat, siap menerima benturan pertama,” imbuhnya.

Selain itu, nama ‘nyai’ menyimbolkan sebutan bagi wanita. Raja juga diharapkan mampu menahan hawa nafsunya. “Wanita itu godaan paling berat, raja itu harus mampu menahan diri,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, ada berbagai versi kisah mengenai kemunculan meriam tersebut, di antaranya ialah kisah pasangan Setomo dan Setomi “Setomo diutus raja untuk mencari pusaka, sampai di suatu tempat dia bertapa sangat lama,” ujar Kanjeng Win mengisahkan.

0 Komentar