Peringati Haul Gondowati Sosok Pejuang Perempuan Laskar Diponegoro, Padepokan Diponegaran Gelar Doa Bersama

Padepokan Diponegaran bersama Kagama Cirebon di Desa Bumiharjo Kecamatan Borobudur, Sabtu (10/5) malam
Padepokan Diponegaran bersama Kagama Cirebon di Desa Bumiharjo Kecamatan Borobudur, Sabtu (10/5) malam
0 Komentar

PADEPOKAN Diponegaran menggelar doa bersama untuk memperingati kisah perjuangan seorang perempuan yang disebut sebagai bagian dari pasukan Pangeran Diponegoro.

Gondowati atau BRAy Gondowati, seorang pejuang perempuan yang turut serta dalam Perang Jawa melawan Belanda pada 1825-1830.

Doa bersama digelar di Desa Bumiharjo, yang terletak sekitar 1,82 km di utara Candi Borobudur, Sabtu malam (10/5).

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Kegiatan diisi dengan pembacaan doa dipimpin Pengageng Padepokan Diponegaran Gus Farid, diikuti oleh para jemaah dan tamu undangan. Ia mengungkapkan, doa bersama ini diselenggarakan untuk mendoakan Gondowati bersama para syuhada pejuang tanah Jawa, yang telah gugur.

“Semoga Allah ridha menerima amal baktinya, dan menempatkan mereka di tempat yang paling mulia,” ungkapnya.

Menurut Gus Farid, pengajian tersebut untuk mengingatkan generasi bangsa, jika mereka memiliki pejuang besar yang layak dihormati dan dijunjung tinggi kehormatannya. Sekaligus, wujud ikhtiar dan tawakal dalam menjunjung tinggi konsep maupun tatanan nilai kebersamaan, membuang egosentris, berdoa bersama mewujudkan cita-cita kemajuan, serta kesejahteraan masyarakat.

“Ini merupakan wujud nyata dari upaya peningkatan iman dan takwa, seperti halnya Gondowati, yang merupakan pejuang religius dan taat pada Allah,” imbuhnya.

Gus Farid menyampaikan acara ini Padepokan Diponegaran turut mengundang Lurah Desa Bumiharjo, Camat Borobudur, Polsek Borobudur, Koramil Borobudur, Kesbangpol, DPRD Kabupaten Magelang, dan Bupati Magelang.

Sementara itu, Ketua Kagama Cirebon Heru Subagia menekankan, Gondowati merupakan teladan bagi generasi saat ini karena telah berjuang melawan penjajah Belanda demi bangsa Indonesia.

“Dilihat dari momen ini bisa direfleksikan nilai-nilai perjuangan beliau untuk kebaikan generasi yang akan datang, di tengah konteks penjajahan jaman sekarang,” imbuhnya.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Meski sederhana, pelaksanaan doa bersama untuk Gondowati dan prajuritnya itu tidak kehilangan makna. Harapannya, momentum tersebut menjadi titik tolak untuk kegiatan selanjutnya yang lebih besar lagi, dengan melibatkan banyak pihak.

Acara dihadiri trah Keluarga Besar Hamengkubuwono II, Lembaga Adat Desa Kecamatan Borobudur, Barisan Adat Nusantara DKI Jakarta, Kagama Cirebon, budayawan dan seniman Magelang, perwakilan Thudong International 2025, Paguyuban Anggoro Kasih Sapto Hudoyo Yogyakarta, dan Kasultanan Cirebon.

0 Komentar