Kehadiran Bhikkhu Narada Thera membuka jalan bagi perkembangan Buddha Dhamma di Jawa. Umat Buddha dan simpatisan memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari dan menyebarkan ajaran Buddha.
Puncaknya, muncullah Bhikkhu Ashin Jinarakhita, putra Indonesia pertama yang mengabdikan diri penuh untuk menyebarkan Buddha Dhamma. Bhikkhu Ashin Jinarakhita merupakan pemuda asal Bogor. Ia ditahbiskan menjadi bhikkhu di Rangoon, Burma, pada tahun 1954.
Pada tahun 1955, Bhikkhu Ashin memimpin perayaan Waisak di Candi Borobudur. Kegigihan dan kepribadian beliau menarik perhatian Boci Thawan Ling, seorang hartawan dan tuan tanah di Semarang yang beragama Buddha.
Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat
Boci Thawan Ling kemudian menghibahkan sebagian tanahnya untuk dijadikan pusat pengembangan Buddha Dhamma. Tempat ini kemudian diberi nama Vihara Buddhagaya.
Pada tanggal 19 Oktober 1955, didirikanlah Yayasan Buddhagaya untuk menaungi aktivitas vihara. Vihara Buddhagaya menjadi pusat penting dalam pengembangan Buddha Dhamma di Jawa.
Bhikkhu Ashin Jinarakhita menetap di Vihara Buddhagaya Semarang sejak tahun 1955. Beliau menorehkan banyak sejarah penting bersama vihara ini, seperti:
- Mengadakan Upasika Indonesia saat perayaan Asadha pada bulan Juli 1955.
- Menggagas perayaan Buddha Jayanti yang diperingati umat Buddha di seluruh dunia pada tahun 1956.
- Menanam pohon bodhi pada tanggal 24 Mei 1956.
- Mendirikan Sima Internasional pertama di KASAP (Belakang Makodam IV/ Diponegoro) untuk penahbisan Bhikkhu.
Setelah beberapa tahun mengalami kelambatan, Vihara Buddhagaya kembali bangkit di bawah binaan Sangha Theravada. Pada bulan Februari 2001, dilakukan revitalisasi dan renovasi vihara.
Pembangunan diawali dengan Gedung Dhammasala yang diresmikan pada tanggal 3 November 2002 oleh Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto.
Puncaknya, pembangunan Pagoda Avalokitesvara dimulai pada bulan November 2004. Pagoda ini diresmikan pada tanggal 14 Juli 2005 oleh Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto.
Daya Tarik Pagoda Avalokitesvara
Adapun beberapa daya tarik Pagoda Avalokitesvara berikut ini dapat menjadi alasan mengapa tempat ini cocok kamu kunjungi:
Arsitektur Megah Khas Tiongkok
Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin
Pagoda Avalokitesvara memiliki tujuh tingkat setinggi 45 meter dan menjadi yang tertinggi di Indonesia. Bangunan ini berdiri dengan dominasi warna merah dan emas yang khas.
Arsitekturnya yang megah bergaya Tiongkok ini menjadi daya tarik visual yang memukau. Ukiran dan ornamen pada pagoda menambah kesan elegan dan penuh detail.