Malam harinya, lanjut Gunawan, ada sesi tanya jawab dengan biksu thudong di gedung serbaguna. Pada Sabtu (10/5/2025) pukul 06.00, mereka membaca paritta di dalam kelenteng. Sekitar pukul 07.00, ada pindapata atau persembahan dana dari umat di sepanjang Jalan Pemuda.
Sekitar pukul 08.00, kata dia, para biksu kembali ke kelenteng untuk makan pagi. Lalu, pukul 09.00, mereka melanjutkan perjalanan menuju Sekolah Tinggi Teologi Magelang hingga ke Candi Borobudur.
Wakil Wali Kota Magelang Sri Harso mengatakan, menjadi sebuah kehormatan sekaligus kebahagiaan tersendiri bagi Kota Magelang karena disinggahi para biksu thudong. Menurutnya, perjalanan para biksu bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan batin dan spiritual.
Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat
Di satu sisi, dia mengaku terharu karena menyaksikan betapa antusiasnya masyarakat di sepanjang rute perjalanan dalam menyambut kehadiran biksu. “Inah wajah indah Indonesia, negeri dengan keberagaman keyakinan yang saling menghormati,” sebutnya.
Sementara itu, biksu thudong asal Thailand Bante Wichai mengaku sudah kali ketiga mengikuti tradisi berjalan kaki ribuan kilometer menuju Candi Borobudur. “Saya senang dengan sambutan masyarakat Indonesia yang sangat hangat dan welcome,” paparnya. (aya)