Rangkaian Perjalanan Ritual Thudong 36 Bikkhu dari Thailand di Semarang

Bikkhu Thudong singgah di Vihara Watugong Semarang, Rabu (7/5/2025.
Bikkhu Thudong singgah di Vihara Watugong Semarang, Rabu (7/5/2025.
0 Komentar

Momen penuh makna terjadi di Semarang saat Nasmoco Gombel menjadi salah satu tempat singgah rombongan 36 biksu Thudong dalam perjalanan spiritual mereka menuju Candi Borobudur untuk memperingati Hari Suci Waisak.

Rabu 7 Mei 2025 sekitar pukul 12.45 WIB, para biksu yang berasal dari Thailand, Malaysia, Kamboja, dan Amerika disambut hangat oleh Branch Manager Nasmoco Gombel, Rachmat Dwi Asnanto, bersama seluruh tim sales dan bengkel.

Kehadiran para biksu disambut dengan ramah tamah, doa bersama, serta suguhan minuman dingin seperti jus alpukat untuk menyegarkan kembali tubuh yang lelah setelah menempuh perjalanan panjang dan menanjak.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

“Merupakan kebanggaan dan kehormatan bagi kami, Nasmoco Gombel, menjadi tempat istirahat para biksu. Ini menjadi momentum indah yang menunjukkan pentingnya toleransi dan keharmonisan antarumat beragama di Semarang,” pungkas Rachmat.

Setelah singgah sejenak di Vihara Watugong, mereka melanjutkan perjalanan Vihara Gunung Kalong Ungaran, Kabupaten Semarang.

Setibanya di Vihara Watugong, para biksu beristirahat sejenak dan melakukan rangkaian acara ritual.

Sekitar pukul 13.13 WIB, rombongan kembali melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki menuju Vihara Watu Gong untuk melaksanakan Puja dan Shanghadana.

Rombongan ini didampingi puluhan relawan dan pengurus dari DPD Walubi Jawa Tengah. Sekretaris Jenderal Walubi Jateng, Gunawan, menyatakan bahwa para biksu berada dalam kondisi sehat dan siap melanjutkan perjalanan spiritual yang sudah dimulai sejak dari Bangkok, melintasi Jakarta, dan akan berakhir di Candi Borobudur.

“Para biksu ini bisa dikatakan sebagai tamu negara. Dalam perjalanannya, mereka juga menyempatkan diri berbagi souvenir di daerah-daerah yang disinggahi,” jelas Gunawan.

Perjalanan ini bukan hanya sebuah ritual, namun simbol dari kedamaian, ketulusan, dan semangat lintas negara untuk menyatu dalam keharmonisan spiritual.

0 Komentar