SUASANA hening dan sakral menyelimuti Vihara Gunung Kalong di Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, pada Rabu (7/5/2025) sore.
Di balik ketenangan itu, hadir langkah-langkah penuh tekad dari 38 Biksu Thudong yang melanjutkan perjalanan spiritual ribuan kilometer dari Bangkok, Thailand, menuju Candi Borobudur, menyongsong Hari Raya Waisak.
Malam itu, langkah mereka berhenti sejenak di Bumi Serasi. Kehadiran para Bhante menjadi momen refleksi dan perekat keberagaman.
Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat
Dalam sambutannya, dia menitipkan satu harapan sederhana namun sarat makna, yakni doa untuk kedamaian dan kemajuan Kabupaten Semarang.
“Kami memohon doa dari para Bhante, semoga Kabupaten Semarang selalu dalam suasana yang guyub, tentram, dan damai,” ungkap Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, Rabu (8/5).
Ia menambahkan bahwa masyarakat Kabupaten Semarang sangat menyambut baik kedatangan 38 biksu thudong.
“Malam ini para biksu akan beristirahat dan besok menuju ke Kelenteng Hok Tik Bio Ambarawa, sebelum melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur,” paparnya.
Ngesti juga berharap agar para biksu mendoakan Kabupaten Semarang agar semakin guyub dan rukun, serta mengedepankan kebersamaan sehingga masyarakatnya semakin sejahtera.
Masyarakat hidup rukun antarumat beragama, dan pembangunan berjalan dengan lancar demi kesejahteraan bersama,” tutur Ngesti di hadapan para Biksu dan warga lintas agama yang turut hadir dalam penyambutan.
Rangkaian penyambutan diwarnai pemandangan mengharukan.
Barongsai menyambut di sepanjang jalan, warga lintas agama berdiri berjejer dengan senyum hangat, dan ritual pembasuhan kaki para Biksu oleh umat Buddha menjadi simbol ketulusan dan penghormatan.
Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin
Tahun ini, untuk pertama kalinya para Biksu bermalam di Vihara Avalokittesvara atau yang lebih dikenal sebagai Vihara Gunung Kalong, vihara terbesar di Kabupaten Semarang.
Jika tahun sebelumnya mereka menginap di Klenteng Hok Tik Bio Ambarawa, pilihan untuk bermalam di Gunung Kalong menjadi bentuk kepercayaan akan keramahtamahan dan toleransi tinggi warga setempat.
Ketua Yayasan Sri Kukus Redjo Gunung Kalong, Tjoa Lie Lie, mengungkapkan bahwa setiap kunjungan Biksu Thudongmembawa semangat damai dan berkah lintas keyakinan. Dia percaya, Semarang selalu menjadi rumah yang aman dan hangat bagi para peziarah spiritual ini.