Kebebasan Pers Global dalam Situasi Sulit, Praktik Jurnalisme Semakin Berbahaya

Seorang jurnalis mengumpulkan tanda bertuliskan ‘Jurnalism is not a Crime’ 27 Februari 2014 (Adam Berry/Getty
Seorang jurnalis mengumpulkan tanda bertuliskan ‘Jurnalism is not a Crime’ 27 Februari 2014 (Adam Berry/Getty Images)
0 Komentar

HARI Kebebasan Pers Sedunia diperingati setiap 3 Mei sebagai pengingat pentingnya peran jurnalis dalam menjaga transparansi dan demokrasi. Namun, kebebasan pers di berbagai belahan dunia masih terus menghadapi berbagai ancaman serius, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi.

Hal tersebut tentunya mengancam keselamatan jurnalis dan membatasi hak publik untuk memperoleh informasi yang bebas dan independen.

Ancaman terhadap kebebasan pers tidak hanya datang dalam bentuk kekerasan langsung, tetapi juga melalui cara-cara halus seperti kriminalisasi, penyensoran, serta tekanan ekonomi dan sosial. Bentuk-bentuk pembungkaman ini bisa terjadi baik secara daring maupun luring, dan berdampak besar terhadap kualitas serta integritas informasi yang sampai ke masyarakat.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Berikut ini beberapa bentuk ancaman terhadap kebebasan pers yang perlu diketahui, disitat dari berbagai sumber, Sabtu (3/5/2025).

Bentuk Ancaman Kebebasan Pers

Kekerasan dan intimidasi

Serangan fisik, pembunuhan, penculikan, pelecehan, hingga ancaman terhadap jurnalis dan keluarganya merupakan cara paling ekstrem yang digunakan untuk menghentikan peliputan terhadap isu-isu sensitif.

Perundungan daring dan serangan siber

Di era digital, jurnalis kerap menjadi target ujaran kebencian, doxing(pengungkapan data pribadi), serta berbagai bentuk perundungan daring lainnya yang dapat menyebabkan tekanan psikologis dan intimidasi berkepanjangan.

Penyensoran dan represi

Pemerintah atau pihak berwenang lainnya dapat membatasi akses terhadap informasi, melarang peliputan isu tertentu, hingga memblokir media untuk mengendalikan narasi yang beredar di masyarakat.

Pengendalian kepemilikan dan pendanaan media

Ketika media dimiliki oleh elite politik atau pengusaha besar, independensi redaksi sering kali terancam. Ketergantungan pada sumber pendanaan, seperti iklan komersial, juga dapat membatasi ruang gerak jurnalis dalam mengangkat isu-isu kritis.

Tekanan sosial dan ekonomi

Tekanan dari masyarakat, boikot ekonomi, hingga intervensi dari dalam ruang redaksi sendiri dapat membuat jurnalis memilih untuk menghindari isu-isu sensitif demi menjaga posisi atau keberlangsungan medianya.

Pembatasan akses informasi

Upaya untuk menghalangi jurnalis dalam mengakses dokumen penting, lokasi tertentu, atau acara publik adalah salah satu cara yang digunakan untuk membatasi pelaporan yang menyeluruh, akurat, dan transparan.

Kebebasan Pers Global

0 Komentar