PELUNCURAN Dana Kekayaan Negara (SWF) terbaru Indonesia, BP Investasi Danantara oleh Prabowo Subianto mencerminkan keberanian dan visi jangka panjang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui sektor swasta yang kuat dan profesional.
Penilaian itu disampaikan kolomnis Duggan Flanakin, yang terbit di media konservatif Amerika Serikat, Townhall bertajuk “Prabowo, Indonesia’s Sovereign Wealth Fund and Its Private Sector Prowess” dikutip Kamis (1/2).
“Indonesia telah mengumumkan pembentukan dana kekayaan negara (sovereign wealth fund/SWF) baru yang dirancang untuk meningkatkan investasi dan meningkatkan kinerja perusahaan,” tulis Flanakin
Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat
Flanakin menjelaskan, Danantara akan mengelola aset-aset dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar, termasuk Pertamina, PLN, Telkom, dan tiga bank negara utama, Mandiri, BRI, dan BNI. Ia mencatat bahwa pendekatan Prabowo menandai upaya serius untuk menjauhkan pengelolaan aset negara dari intervensi politik.
“Danantara akan dijalankan oleh profesional sektor swasta, bukan birokrat pemerintah, dan akan dijalankan di luar kementerian pemerintah,” jelas Flanakin, mengutip struktur operasional Danantara yang independen.
Lebih lanjut, ia menggarisbawahi bahwa Prabowo tampak berkomitmen mengatasi masalah kronis yang selama ini melekat pada BUMN, yaitu inefisiensi dan ketergantungan pada anggaran negara.
Hal ini menandai perubahan signifikan dari model yang dijalankan pemerintah tradisional, dengan tujuan meningkatkan laba atas aset dan mengurangi campur tangan politik.
Dalam artikel tersebut, Flanakin juga menekankan bahwa pendirian Danantara mencerminkan semangat Indonesia untuk meniru model sukses dari Temasek Singapura, dengan memperkuat tata kelola dan daya tarik bagi investor internasional.
“Danantara tampaknya lebih meniru Temasek Holdings Singapura, yang memiliki sejarah panjang dalam menghasilkan kekayaan bagi negara-kota tersebut.”
Flanakin menyatakan bahwa struktur Danantara yang independen serta kepemimpinan dari sektor swasta akan membuat lembaga ini lebih gesit dan adaptif dalam mengelola investasi strategis.
Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin
Ia juga mencatat bahwa penggabungan atau koordinasi antara Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) masih memungkinkan ke depan sebagai bagian dari konsolidasi aset negara.
Menutup kolomnya, Flanakin mengangkat optimisme terhadap pendekatan baru Prabowo yang ia nilai sebagai langkah pragmatis dan berani dalam mengelola kekayaan negara: