Pertukaran Kebaikan Ribuan Kilometer Bikkhu Budha dari Thailand ke Borobudur

Thudong tidak sekadar bicara tentang laku spiritual. Di Indonesia, perjalanan tersebut juga menorehkan cerita
Thudong tidak sekadar bicara tentang laku spiritual. Di Indonesia, perjalanan tersebut juga menorehkan cerita tentang toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Para Bhikkhu Thudong berada di Vihara Dewi Welas Asih, Cirebon, Jawa Barat disambut umat Islam, Senin (28/4)
0 Komentar

PRAKTIK Bikkhu Thudong adalah perjalanan ritual yang dilakukan oleh para bhante atau Bikkhu dengan berjalan kaki menempuh ribuan kilometer.

Ritual ini merupakan praktik spiritual dalam ajaran Buddha yang bertujuan untuk mengikuti jejak Buddha dan melatih kesabaran. Biksu Thudong sering dilakukan menjelang Hari Raya Waisak dan sering kali menargetkan Candi Borobudur sebagai tujuan akhir.

Thudong berasal dari bahasa Pali, dhutanga, yang berarti “latihan keras” atau “pertapaan”. Ritual ini dilakukan untuk menjalankan 13 praktik pertapaan sebagaimana diajarkan oleh Sang Buddha. Melalui thudong, para bhikkhu melatih diri untuk menyatu dengan alam, menjalani kehidupan yang sederhana, dan mencapai kondisi meditatif.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Tradisi Thudong berasal dari India kuno dan telah diwariskan melalui berbagai silsilah Budha, termasuk Theravada dan Mahayana.

Selama Thudong, para Bikkhu biasanya menjalani gaya hidup pertapa yang sederhana, mengandalkan sedekah untuk makanan mereka dan menghabiskan waktu yang lama dalam meditasi dan kontemplasi.

Thudong dapat memiliki banyak bentuk, termasuk retret menyendiri di hutan atau gunung, atau lebih banyak ziarah komunal ke situs-situs Budha yang penting.

Thudong memiliki beberapa tujuan utama. Pertama, ritual ini melatih disiplin dan pengendalian diri bagi para bhikkhu. Mereka harus siap menjalani puasa, mengelola emosi, dan hidup dengan sangat sederhana selama perjalanan.Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Kedua, thudong adalah cara untuk memperdalam praktik spiritual dan mencapai kebijaksanaan yang lebih tinggi.

Ketiga, thudong memperkuat nilai-nilai kebajikan seperti kedermawanan, di mana bhikkhu menggantungkan dukungan materi dan mental dari masyarakat yang mereka temui sepanjang perjalanan.

Salah satu rute Thudong yang paling terkenal adalah Jalur Pindapata di Thailand, yang merupakan jalur jalan kaki sepanjang 300 kilometer yang menghubungkan berbagai biara dan kuil.

Meskipun Thudong paling sering diasosiasikan dengan Asia Tenggara, Thudong juga dipraktikkan di belahan dunia lain, termasuk Tibet, China, dan Sri Lanka.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Bikkhu bisa memilih untuk memasukkan kompleks candi Budha kuno seperti Borobudur dalam rute ziarah atau pengembaraan mereka, karena dianggap sebagai salah satu situs Budha terpenting di dunia.

0 Komentar