UGM dan Alumnusnya sedang menjdi buh bibir percakapan media sosial. Ini sangat penting untuk didalami dan disikapi mengingat isu dan isi percakapan tersebut memuat kritik pedas dan juga ketidakpercayaan institusi dan organisasi UGM alumni seperti Kagama.
Tentunya jika dibiarkan begitu saja berdampak merugikan bagi UGM dan juga para alumninya. Atau sebaliknya justru adanya pembungkusan rapat-rapat isu -isu sensitif yang sedang menimpa UGM dan alumninya.
Memungkinkan pelibatan Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) dalam beberapa isu yang santer terjadi dilingkungan kampus Gadjah Mada. Paling tidak ada beberapa yang mencuat di tingkat nasional.
Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat
Pertama tentang plagiarisme yang melibatkan seorang dosen UGM dengn penulis asing Pater Carey.
Kedua, kasus pelecehan seksual yang berujung pada pemecatan seorang dosen.
Dan ketiga, isu uang saat ini sedang viral dan menghebohkan tentang jazah anggota Kagama yang kebetulan mantan presiden Indonesia, Joko Widodo.
Dari semua isu tersebut hampir tidak terdengar aspirasi Kagama. Justru masyarakat umum secara kebetulan alumni UGM yang getol menyuarakan klarifikasi ijasah Mantan Presiden Ke-7 Jokowi.
Secara organisasi hanya Kagama Cirebon dengan Ketuanya Heru Subagia membombardir perjuangan isu transparansi ijasah Jokowi dibuka secar utuh dan independen. Itu pun mendapatkan resistensi baik di PP Kagama mau dan UGM sendiri.
Yang mengerikan lagi, di level anggota alumni UGM perjuangan Kagama Cirebon dan aktivis anggota Kagama yang aktif mendapatkan cemooh dan olok-olok yang luar biasa.
Secara individual, semua anggota kagama sudah menyuarakan harapan masing-masing yang beragam dan dengan nuansa berbeda. Karena responnya individual maka potensi memunculkan bias jauh lebih besar. Mana yang benar maupun salah menjadi tidak jelas
Pertanyaan adalah apakah perlu kagama terlibat dalam isu internal kampus? Betulkah Kagama bungkam?
Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin
Kita ambil contoh pada saat kontestasi pilpres saja kemarin, kagama ikut mendorong anggotanya untuk secara emosiinal memilih yang sealmamater. Itu yang struktural bisa beda dengan banyak alumni di luar itu.
Kagama, gerakan civil society?
Tidak mudah mencari figur yang berani berdiri netral dalam suasana politik yang demokrasi sedang terganggu karena dengan jumlah alumni yng ratusan ribu, jaringan menasional menjadi sasaran empuk buat menapak karir politik. Kritik menjadi tidak berguna karena sudah tertutup dengan ambisi.