Banyak makanan khas Cirebon dikenal masyarakat, seperti empal gentong, nasi lengko, atau tahu gejrot, tetapi tempat makannya kerap tidak mencerminkan citra kota budaya.
“Cita rasanya sudah luar biasa. Tapi kalau tempatnya masih semrawut, kesan budaya itu tidak sampai. Harus ada kawasan kuliner yang didesain serius,” katanya.
Gubernur meminta agar pemerintah daerah membuat standar desain untuk outlet makanan khas, termasuk penataan kawasan kuliner yang menyatu dengan narasi sejarah kota. Desain tempat makan, menurutnya, harus mampu menghadirkan suasana khas Kacirebonan, bukan sekadar tempat mengisi perut.
Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat
Di balik potensi besar itu, Dedi juga menyoroti sejumlah masalah sosial yang menurutnya merusak wajah Cirebon sebagai kota budaya. Ia menyebut maraknya geng motor, penggunaan knalpot bising, minuman keras, dan penyalahgunaan obat-obatan menjadi tantangan nyata yang belum terselesaikan.
Menurutnya, perlu keberanian dari pemerintah daerah untuk hadir secara tegas dan langsung. Ia menyerukan sinergi antara Pemkab Cirebon, kepolisian, dan tokoh masyarakat untuk menangani problem ini dengan pendekatan yang kuat namun adil.
““Percuma kita bicara budaya kalau di jalanan geng motor merajalela, orang mabuk bebas, dan masyarakat tidak merasa aman,” katanya.
Dedi mengajak Bupati dan DPRD Kabupaten Cirebon untuk segera merealisasikan perubahan tata ruang yang berakar pada sejarah dan budaya.
Ia berharap sinergi antara pemerintah daerah dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bisa menghasilkan langkah nyata, bukan hanya wacana.
“Cirebon ini kadang terlalu banyak bicara konsep. Sekarang waktunya bicara realisasi. Kita ubah kota ini jadi wajah budaya Jawa Barat yang bisa dibanggakan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya menjaga situs sejarah, sungai, dan ekosistem lokal sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, dengan narasi budaya kuat, Cirebon bisa menjadi kota yang bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga kokoh secara ekonomi.