Mantan Menteri Pertahanan Israel Ungkap Terowongan Besar di Jalur Gaza Selatan Perbatasan dengan Mesir, Palsu

Mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan Israel berdusta soal terowongan padahal hanya parit b
Mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan Israel berdusta soal terowongan padahal hanya parit biasa.(Foto: Gil Cohen-Magen/Pool Photo via AP)
0 Komentar

Namun, pembicara menekankan bahwa tanggapan Netanyahu terhadap hal ini akan diragukan, karena dia memiliki mayoritas di Knesset dan dukungan sayap kanan untuk melanjutkan perang, tetapi dengan akumulasi posisi ke arah oposisi yang sama, pemerintah Israel mungkin menemukan dirinya dalam situasi yang memaksanya untuk mencapai penyelesaian politik yang menghentikan perang, menurut pendapatnya.

Sementara itu, Wall Street Journal (WSJ), mengutip sejumlah pejabat Mesir dan Israel, melaporkan bahwa tentara Israel (IDF) telah menguasai lebih dari 30 persen wilayah Jalur Gaza sejak melakukan aksi serangan pada Maret lalu.

Sebagian besar wilayah yang direbut berada di bagian selatan dari Jalur Gaza, tempat tentara Israel telah menciptakan “koridor keamanan” yang sepenuhnya mencakup kota Rafah di perbatasan dengan Mesir, kata laporan itu pada Selasa (15/4).

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

IDF juga berencana untuk memperluas zona keamanan tersebut di bagian utara dari daerah kantong Palestina itu, tambah laporan tersebut.

Sebelumnya pada 18 Maret 2025, Israel melanjutkan serangan dengan brutal di Jalur Gaza.

Otoritas Israel berdalih bahwa serangan itu dilakukan dengan alasan penolakan Hamas untuk menerima rencana Amerika Serikat untuk memperpanjang gencatan senjata, yang berakhir pada 1 Maret lalu.

Selain itu, Israel juga memutus pasokan listrik ke pabrik desalinasi di Jalur Gaza dan menutup akses masuk bagi truk yang membawa beragam bantuan kemanusiaan.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Ahad (20/4/2025) mengumumkan bahwa saat ini pihaknya mengoperasikan 115 pengungsian di seluruh Jalur Gaza yang menampung lebih dari 90 ribu warga Palestina.

Melalui unggahan di platform X, UNRWA memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza semakin parah di tengah gempuran dan pengepungan yang dilakukan penjajah Israel.

Aksi Israel tersebut, katanya, mencegah masuknya bantuan kemanusiaan dan pasokan komersial ke wilayah kantong tersebut.

Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2

PBB memperkirakan bahwa sekitar 420 ribu orang kembali mengungsi sejak gencatan senjata pada 18 Maret runtuh, yang semakin membebani layanan kemanusiaan yang sudah kewalahan.

Sementara itu, hampir 600 anak Palestina dilaporkan gugur akibat serangan terbaru Israel di Jalur Gaza sejak bulan lalu, menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Senin (21/4/2025).

0 Komentar