BERAWAL dari cuitan di media sosial X, sebuah akun mengungkap bahwa lowongan Asisten Rumah Tangga (ART) dan Baby Sitter kini dipenuhi oleh pelamar lulusan sarjana.
Warganet pun kemudian ramai merespon cuitan tersebut sebagai akibat dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan.
Sempitnya lapangan pekerjaan telah menjadi masalah menahun yang tak pernah kunjung usai. Menjelang bonus demografi pada tahun 2030, Indonesia akan mengalami lonjakan populasi usia angkatan kerja.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
Namun kondisi yang terjadi sekarang ini, angkatan kerja kesulitan untuk mencari lapangan perkerjaan. Sehingga memilih menjadi pekerja informak atau bekerja di tempat yang tidak seusai dengan kompetensinya.
Dikutip dari laman resmi UGM, Dosen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gadjah Mada, Dian Fatmawati mengungkapkan terdapat sejumlah tantangan dan ancaman jika kondisi ini minimnya lapangan pekerjaan ini terus berlanjut di tengah lonjakan bonus demografi.
Menurutnya, membludaknya jumlah tenaga kerja adalah hal yang wajar dalam bonus demografi.
Sayangnya, “bonus” ini tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah.
“Antara tahun 2020-2030 kita punya banyak sekali angkatan kerja, tapi di lain pihak tren lapangan kerja bukannya bertambah malah semakin menurun,” ungkapnya
Ia menyebut sejumlah kasus seperti kesulitan Gen Z dalam mencari kerja dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal akhir-akhir menjadi realita yang terjadi di lapangan.
Menurutnya, situasi ekonomi-politik saat ini sangat tidak menguntungkan bagi ketersediaan lapangan kerja. Ekonomi semakin lesu, daya beli masyarakat menurun, pendapatan produsen menurun, sampai penghasilan masyarakat juga rendah.
Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2
“Jika lingkaran tersebut terus berlanjut, bukan tidak mungkin Indonesia akan segera menghadapi krisis ekonomi,” paparnya.
Dampak minimnya lapangan kerja dapat berbeda bagi setiap lapisan masyarakat. Bagi yang masih memiliki kemampuan finansial untuk mengasah keterampilan ataupun melanjutkan pendidikan mungkin masih bisa bertahan.
Sedangkan mereka yang tidak bisa mendapatkan penghasilan tanpa bekerja tentu sangat dirugikan sehingga beresiko memunculkan skill trap atau jebakan keterampilan.
“Mereka terpaksa bekerja di sektor-sektor yang tidak sesuai dengan kompetensi, biasanya mengambil pekerjaan di bawah kualifikasi yang mereka miliki. Ini memunculkan fenomena skill trap,” terang Dian.