PARTAI Amanat Nasional (PAN) berpotensi tidak akan mendukung Gibran Rakabuming Raka jika kembali maju di Pilpres 2029 mendatang. Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan, pihaknya ingin mengusung kader internal untuk Pilpres 2029, khususnya untuk calon wakil presiden.
“Kalau presiden kan sudah agak clear. Saya juga sampaikan kepada Pak Prabowo, yang penting partai saya besar. Kalau capres silakan, kalau wapres kita bicara (diskusi),” pungkas Zulhas.
Menanggapi pernyataan Zulhas, mantan Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon mengungkapkan dirinya sudah cukup lama mengingatkan Zulhas untuk hati-hati pada Gibran.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
“Saya ingatkan Zulhas sudah lama agar beliau untuk berhati-hati dengan Gibran. Contohnya, Kalau dia sungguh-sungguh mau mendukung presiden, semestinya yang dia launching adalah Lapor Presiden. Bukan, Lapor Mas Wapres,” tandasnya, Senin (21/4).
Menurut pandangan politik Heru, ada poin penting yang harus diperhatikan, isu polemik ijazah Jokowi yang masih bergulir tajam dan fenomena tuntutan Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang mengusulkan pergantian Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka kepada MPR.
Lebih lanjut, kata Heru, Gibran saat ini tampil seminimal mungkin di permukaan publik sambil mempersiapkan langkah besar di masa depan.
Strategi politik kapal selam Gibran, ungkap Heru, diduga menggunakan tiga strategi yang dijalankan secara senyap tanpa dipahami banyak orang pada umumnya.
“Ada tiga strategi politik Gibran, pertama, menghindari deal-deal politik elit. Kedua, menghindari friksi politik dan polarisasi. Ketiga, muncul hanya dalam isu-isu populer dan bernuansa publik,” tandasnya.
Heru menambahkan Gibran berupaya membangun narasi sebagai figur muda, sederhana, dan pekerja keras citra yang digemari pemilih muda dan masyarakat urban sekaligus simbol keberlanjutan dari kepemimpinan yang modern namun membumi.
“Munculnya, video monolog Gibran melalui tim medianya, mencoba menarik perhatian publik, khususnya kalangan muda, dengan mengusung tema bonus demografi yang disampaikan secara monolog tersebut,” imbuh dia.
Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2
Motif politik itu semakin kentara, jelas Heru, karena seorang wakil presiden umumnya hanya menunggu tugas yang diberikan presiden karena wakil presiden adalah pembantu presiden.
“Langkah Gibran membuat video monolog dinilai memperjelas maksud politik di baliknya. Monolog yang disampaikan Gibran dengan gaya terstruktur dan sistematis merupakan bagian dari strategi komunikasi politik untuk menarik simpati generasi muda. Sebab, dengan format monolog, Gibran dapat menghindari risiko salah ucap dan terlihat lebih menarik di mata publik. Isu bonus demografi yang diangkat Gibran juga dinilai menyentuh kegelisahan generasi muda tentang masa depan mereka,” papar Heru.