Khotbah Paskah Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Singgung Isu Perdagangan Orang hingga Korupsi

Gereja Katedral Jakarta menggelar Misa Hari Raya Paskah Pontifikal pada Minggu (20/4/2025). (Foto: tangkapan l
Gereja Katedral Jakarta menggelar Misa Hari Raya Paskah Pontifikal pada Minggu (20/4/2025). (Foto: tangkapan layar Youtube Katedral Jakarta)
0 Komentar

“Kondisi perekonomian nasional juga sedang tidak baik-baik saja. Banyak industri padat karya tutup sehingga angka pengangguran meningkat. Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mencatat sekitar 40 ribu orang terkena PHK sepanjang bulan Januari Februari 2025,” kata Kardinal Ignatius Suharyo dalam Konferensi Pers Hari Raya Paskah 2025.

“Dampak lain juga dirasakan rakyat, seperti kebutuhan dasar masyarakat tidak terpenuhi, kemampuan daya beli menurun, lapangan kerja semakin menyusut,” lanjut Kardinal.

Keusukupan Agung Jakarta, kata Suharyo, mengajak para pemimpin Indonesia agar sungguh-sungguh menjalankan program dan kebijakan yang mampu memenuhi hak-hak dasar warga negara. Hal ini mencakup pendidikan, layanan kesehatan, serta penyediaan lapangan kerja. Harapannya kualitas hidup warga tetap terjaga dan kian meningkat.

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

“Selain itu, Keuskupan Agung Jakarta meminta kebijakan-kebijakan pemimpin semakin memberikan rasa aman, baik secara sosial, ekonomi dan politik sebagai jantung kebangsaan Indonesia,” tambah dia lagi.

Suharyo juga mengimbau umat katolik untuk memperkuat rasa solidaritas sosial, saling menjaga warga di sekitarnya, terlebih-lebih makin peduli kepada saudara kita yang lemah dan miskin. Hal ini sejalan dengan ajaran sosial gereja dan Tema Paskah Tahun 2025; Kepedulian lebih kepada saudara yang lemah dan miskin.

“Aksi-aksi nyata sudah dibutuhkan, seperti menolong tetangga yang kesusahan ekonomi, memberi pekerjaan bagi yang terkena PHK, membangun dapur umum untuk memberi makan agar orang-orang dapat bekerja tanpa khawatir, menambah pemberian gizi dan perhatian pada anak-anak stunting di RT/RW, membangun kembali koperasi sebagai usaha bersama, dan aksi-aksi transformatif lainnya,” ujar dia.

0 Komentar