SEBANYAK 39 Biksu Thudong dari Thailand telah tiba di Indonesia tepatnya Batam pada Kamis (17/4) lalu. Sehari setelahnya, mereka kemudian datang ke Jakarta via Bandara Soekarno Hatta.
Thudong sendiri merupakan sebuah perjalanan ritual yang dilakukan oleh para bhikkhu (biksu) dengan berjalan kaki sejauh ribuan kilometer. Mereka menjalani perjalanan spiritual ekstrem dengan berjalan kaki selama 4 bulan, melintasi berbagai negara hingga tiba di Indonesia.
Setibanya di Jakarta, mereka disambut 8.000 umat di Vihara Si Min Fo Pantai Indah Kapuk untuk melangsungkan doa. Puluhan Biksu itu juga memberikan air suci dan angpao kepada umat Buddha.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
Terdapat pula prosesi pemecahan rekor bentangan bendera merah putih sepanjang 780 meter yang dibawa oleh 2.000 santri bersama umat Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Suasana haru dan kekhidmatan menyelimuti lokasi acara yang menjadi simbol toleransi luar biasa antarumat beragama. Ketua Thudong Jakarta 2025 Kevin Wu mengungkapkan, perjalanan para biksu ini bukan sekadar ritual spiritual, tetapi juga membawa pesan penting tentang ketekunan dan kekuatan manusia.
“Tapi apa yang disampaikannya lebih kepada bagaimana siapapun bisa berhasil melalui keuletan. Karena itu, ini tidak hanya sebagai misi spiritual melainkan sikap manusia,” ujar Kevin Wu, Sabtu (19/4).
Ia menyebut, para Biksu nantinya akan melakukan perjalanan berjalan kaki menuju Candi Borobudur, untuk merayakan hari raya Trisuci Waisak. Dalam perjalan itu, para Biksu akan melewati sejumlah wilayah pantura mulai dari Bekasi, Indramayu, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, hingga Magelang.
“Jadi, nantinya mereka akan sampai ke Borobudur sekitar tanggal 10 Mei untuk mengikuti upacara Waisak,” jelas Kevin.
39 Biksu itu akan melakukan perjalanan sejauh 418 kilometer dari PIK ke Candi Borobudur ini akan ditempuh secara bertahap. Setiap harinya, para Biksu akan berjalan puluhan kilometer dan singgah di vihara-vihara lokal. Mereka juga mendapat pengawalan ketat dan pengecekan kesehatan secara berkala untuk memastikan kondisi tetap prima.
Lebih dari sekadar aksi spiritual, Kevin berharap kehadiran para Biksu Thudong bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia. “Saya berharap keberadaan mereka menjadi teladan kepada masyarakat Indonesia untuk lebih tekun dan ulet. Baginya siapapun akan berhasil selama bekerja keras,” tuturnya.