RENCANA kremasi mendiang pemilik Pondok Indah Mall, Murdaya Widyawimarta Poo atau Murdaya Poo di Dusun Ngaran, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, ditolak warga sekitar.
Kamis (17/4) kemarin, spanduk-spanduk penolakan itu terpasang di perempatan Ngaran dan juga di jalan menuju lokasi persawahan yang rencananya menjadi tempat kremasi.
Sementara itu di lokasi rencana kremasi semula telah dipasang besi untuk papan dan paving. Tapi kemarin ada dua pekerja yang mengangkut besi dan paving itu ke mobil.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
Salah seorang tokoh warga Ngaran II, Utoyo, mengaku tidak tahu kapan spanduk-spanduk itu dipasang.
“Kalau ada yang minta itu (spanduk) dilepas, ya dilepas saja. Kami juga mohon yang pihak sana (persiapan kremasi) yang sudah dipasang dibongkar. Jadi, sama-sama,” kata Utoyo saat dihubungi wartawan, Kamis (17/4/2025).
Utoyo mengatakan, pihaknya belum tahu soal rencana mediasi berikutnya. Dia meminta agar tidak ada pendirian apa pun di persawahan sebelum ada kesepakatan.
Saat disinggung alternatif lokasi kremasi di Bukit Dagi kompleks Candi Borobudur, Utoyo menyebut Bukit Dagi keberadaannya dilindungi UU.
“Bahwa lingkungan di Candi Borobudur kan peruntukannya sudah jelas (ada UU-nya) untuk kegiatan pariwisata dan keagamaan. Kalau kremasi itu dari kegiatan keagamaan ya boleh tentunya,” ujarnya.
“(Kremasi dilaksanakan di Dagi warga nggak masalah?) Ya bukan nggak masalah, ini jangan menurut warga, UU-nya begitu. Saya bilang aturan nomor satu. Kalau di sini (Ngaran) sulit,” sambung Utoyo.
Sementara itu Camat Borobudur, Subiyanto, menyayangkan adanya pemasangan spanduk tersebut. Dia telah meminta pihak dusun untuk mencopotinya.
Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2
“Karena kita berproses. Dari awal kita sudah ada kesepakatan dengan Pak Bupati nggowo rasa (membawa perasaan) dan karena sifat itu (spanduk) tidak nggowo rasa. Sudah kita sampaikan lewat Pak Kadus, nderek (minta tolong) jangan ada sikap-sikap yang berbuat semacam itu (memasang spanduk). Yang jelas, ana rembuk dirembuk,” kata Subiyanto saat ditemui wartawan, kemarin.
Ditanya soal usulan lokasi kremasi di Bukit Dagi Borobudur, Subiyanto menyebut itu salah satu alternatif.
“Ketika tidak ketemu di lokasi awal, kan ada beberapa alternatif. Tapi, yang jelas nanti ketemunya adalah di kesepakatan. Kesepakatan itu kan bisa di Dagi, bisa di tempat semula, tapi yang jelas berproses,” ujarnya.