Airlangga Hartarto Ungkap Poin Penting Pertemuan Delegasi Indonesia-Amerika Serikat Soal Tarif Trump

Menko Perekonomian Airlangga (tengah) dalam konferensi pers virtual bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiw
Menko Perekonomian Airlangga (tengah) dalam konferensi pers virtual bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu dari Washington DC, AS, Jumat (18/4/2025).
0 Komentar

Indonesia juga akan memfasilitasi perusahaan-perusahaan AS yang selama ini beroperasi di Indonesia, serta hal-hal yang terkait perizinan dan insentif yang dapat diberikan.

“Indonesia juga menawarkan kerja sama yang terkait dengan mineral kritis (critical mineral), serta akan terus mempermudah prosedur impor produk-produk Amerika Serikat, termasuk produk hortikultura,” beber Menko Airlangga.

Dalam kerja sama antar negara, Indonesia mendorong agar investasi dilakukan secara business to business. Di samping menekankan pentingnya penguatan kerja sama di sektor sumber daya manusia. Antara lain untuk sektor pendidikan, sains, teknologi, engineering, matematika, dan ekonomi digital.

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

“Indonesia juga mengangkat isu yang terkait financial services, yang lebih cenderung menguntungkan Amerika Serikat,” ujar Menko Airlangga.

Tarif Kompetitif

Dalam diskusi tarif impor dengan AS, Indonesia mengusulkan penerapan tarif yang lebih kompetitif dengan negara-negara kompetitor.

Posisi saat ini, produk utama ekspor Indonesia seperti garmen, alas kaki, tekstil, furniture dan udang dikenai tarif lebih tinggi dibanding negara kompetitor, baik di lingkup ASEAN ataupun negara Asia lainnya.

“Dengan berlakunya tarif selama 90 hari untuk 10 persen, maka tarif rata-rata Indonesia untuk produk tekstil, garmen yang berkisar antara 10-37 persen, menjadi 10+10 ataupun 37+10,” urai Menko Airlangga.

Persoalan ini tentunya menjadi concernbagi Indonesia, karena dengan tambahan 10 persen, biaya ekspor menjadi lebih tinggi.

“Tambahan biaya itu diminta oleh para pembeli, agar di-share juga ke Indonesia. Tidak ditanggung seluruhnya oleh pembeli,” cetus Menko Airlangga.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan AS sepakat menentukan langkah lanjutan dengan tim teknis, baik dari USTR atau Secretary of Commerce.

Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2

“Ada yang menarik, Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari. Format kerangka atau framework acuannya juga sudah disepakati. Scoping-nya mencakup kemitraan perdagangan dan investasi, kemitraan mineral penting, dan reliabilitas koridor rantai pasok yang mempunyai resiliensi tinggi.

“Hasil-hasil pertemuan tersebut akan dilanjutkan dengan berbagai pertemuan. Bisa satu, dua, atau tiga putaran. Kami berharap, dalam waktu 60 hari, kerangka tersebut bisa ditindaklanjuti dalam format perjanjian yang dapat disetujui Indonesia dan Amerika Serikat,” pungkas Menko Airlangga.

0 Komentar