Polemik Ijazah Jokowi: Disinyalir Ada Skenario Besar Turunkan Eksistensi UGM, Selamatkan UGM

Heru Subagia
Heru Subagia
0 Komentar

DI dunia akademik, kebebasan merupakan napas kehidupan intelektual. Kebebasan ini, bagai angin yang tidak terlihat namun terasa, memberikan kekuatan bagi akademisi untuk mengejar pengetahuan tanpa terbelenggu.

Namun, ketika politik mulai merasuki koridor-koridor universitas, kebebasan ini terancam. Pengangkatan berdasarkan kepentingan politik bukanlah sekadar masalah administratif; ia adalah ancaman terhadap esensi pendidikan dan penelitian itu sendiri.

Demikian disampaikan alumni Hubungan Internasional (HI) Universitas Gadjah Mada (UGM) Heru Subagia terkait polemik ijazah Jokowi menjadi arena pertarungan politik yang berkepanjangan, Senin (14/4).

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

“Kualitas akademik menjadi tonggak universitas mulai tergerus. Universitas, yang seharusnya menjadi tempat berkembangnya pemikiran dan pengetahuan, berisiko menjadi arena pertarungan kepentingan politik,” ungkapnya.

Menurutnya, polemik ijazah Jokowi bergeser ke ranah politik yang melibatkan nama besar Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia mengusulkan untuk menghimpun kekuatan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatukan misi mengembalikan kampus ke khitahnya.

“Salah satu agendanya menyatukan misi untuk menyelamatkan almamater yang terancam hilang karena isu polemik ijazah Jokowi,” tegasnya.

Heru mensinyalir ada skenario besar untuk menurunkan eksistensi Universitas Gadjah Mada (UGM). Kondisi tersebut yang telah meresahkan alumni. Sebagai tanggapan atas keresahan tersebut, ia melakukan gerakan selamatkan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Menurut Heru, polemik ijazah Jokowi mengancam keberlangsungan almamater Universitas Gadjah Mada (UGM) yang didirikan Presiden Soekarno sebagai perguruan tinggi pertama yang didirikan pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan. Soekarno juga memberikan banyak kontribusi lain kepada UGM, sebagai kampus nasionalis mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ia berharap gerakan selamatkan Universitas Gadjah Mada (UGM) mampu menciptakan ruang dialog serta menjadi landasan keputusan akhir yang adil dan menyatukan, baik bagi UGM maupun para alumninya yang kini tengah berada dalam posisi berbeda terkait polemik tersebut.

“Jaga marwah UGM dan memperkuat solidaritas antarsesama alumni, tanpa memperuncing perdebatan yang sudah berjalan cukup lama di publik,” pungkasnya.

0 Komentar