Penghageng Kawedanan Tandha Yekti sekaligus Ketua Panitia Pelaksana Simposium Internasional Budaya Jawa, GKR Hayu, menuturkan bahwa dari “call for paper” yang dibuka sejak Agustus 2024, terdapat 92 pendaftar dari berbagai penjuru Indonesia dan luar negeri, seperti Filipina, Malaysia, Kroasia, dan Korea.
Tulisan-tulisan yang masuk diseleksi oleh reviewer senior dari Indonesia, Jerman, dan Prancis. Dari proses tersebut, terpilih 20 naskah terbaik pada putaran pertama. Kemudian pada putaran kedua dipilih 10 tulisan terbaik yang dipresentasikan dalam simposium.
Sajian pembuka simposium menampilkan peragaan busana Abdi Dalem Prajurit Keraton Yogyakarta yang dipimpin konduktor Mas Wedana Widyowiryomardowo.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
Delapan bregada prajurit yang ditampilkan yaitu Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero bersama Langenastra, dan Nyutra dengan busana hasil rekonstruksi dari masa lampau.
“Pada simposium ini, kami tampilkan peragaan busana aparatur militernya, lengkap dengan iringannya sesuai tema dari rangkaian kegiatan Tingalan Jumenengan Dalem,” ujar Penghageng Kawedanan Kaprajuritan KPH Notonegoro.
Ia menjelaskan, peragaan busana diiringi gending prajurit yang telah digubah ke dalam format orkestra melalui mekanisme sayembara orkestrasi sejak Januari 2025.