Prabowo Ungkap Cara Diplomasi Tradisi Orang Asia: Lebih Baik Bicara Lama Daripada Bertempur

Presiden Prabowo Subianto saat menjadi pembicara dalam Antalya Diplomacy Forum (ADF) talk di Nest Convention C
Presiden Prabowo Subianto saat menjadi pembicara dalam Antalya Diplomacy Forum (ADF) talk di Nest Convention Center, Antalya Jumat, (11/4/2025). (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
0 Komentar

PRESIDEN Prabowo Subianto mengungkapkan cara diplomasi yang menjadi tradisi orang Asia, khususnya Asia Tenggara. Kata dia, cara diplomasi ASEAN (Association of South East Nation) lebih mengedepankan dialog dibanding angkat senjata.

Prabowo memberikan contoh negara-negara di Asia Tenggara pada masa lalu yang saling mengirim pasukan untuk mengamankan atau mencaplok wilayah satu sama lain.

Kemudian, ketegangan-ketegangan itu luntur setelah berunding dan lahir organisasi ASEAN yang dibentuk pada 8 Agustus 1967 oleh lima perwakilan dari lima negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand.

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

“Selama 50 tahun, tidak ada konflik besar. Memang kadang perundingan membosankan, panjang. Tapi kami percaya, lebih baik bicara lama daripada bertempur,” kata Prabowo saat menjadi pembicara di sesi khusus pada acara Antalya Diplomacy Forum (ADF) di Antalya, Turki pada Jumat (11/4).

“Itu tradisi Asia. Kadang pembicaraan bisa lama, berlarut-larut, tapi ujung-ujungnya ada interaksi, ada saling pengertian, dan kita akhirnya mengutamakan kepentingan bersama,” tambahnya.

Prabowo mengatakan, Indonesia memegang asas non-blok sehingga tidak akan berpihak dengan pihak mana pun apalagi dalam hal militer. Ia mengungkapkan filosofi tentang persatuan yang ia sering ungkapkan juga saat memberikan pidato di Indonesia.

“Itulah filosofi saya. Seribu teman, terlalu sedikit. Satu musuh, terlalu banyak,” tutur Prabowo.

“Saya ingin Indonesia punya hubungan baik dengan semua kekuatan besar dunia. Dan dengan begitu, kita bisa jadi jembatan, penengah, mediator,” imbuhnya.

0 Komentar