Perang Tarif Impor Amerika Serikat dengan China, Prabowo Subianto: Kami Ingin Jadi Jembatannya

Presiden Prabowo Subianto saat menjadi pembicara dalam Antalya Diplomacy Forum (ADF) talk di Nest Convention C
Presiden Prabowo Subianto saat menjadi pembicara dalam Antalya Diplomacy Forum (ADF) talk di Nest Convention Center, Antalya Jumat, (11/4/2025). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
0 Komentar

PRESIDEN Prabowo Subianto menanggapi perang tarif impor antara Amerika Serikat dan China. Semua dimulai dari manuver Presiden AS Donald Trump.

“Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan,” kata Prabowo di Turki, Jumat (11/4) malam.

Ia menegaskan, Indonesia tidak berada dalam posisi memihak salah satu di antara keduanya.

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

“Tidak. Tidak. Kami menghormati semua negara. Kami menganggap China sebagai teman baik bagi kami, kami menganggap Amerika Serikat juga sebagai teman baik bagi kami,” tutur dia.

“Kami ingin menjadi jembatannya.”

Prabowo menyebut, mustahil untuk memutus hubungan di antara AS dan China.

“Tidak mungkin (putus hubungan dengan China). China sangat dekat dengan Indonesia,” tutur Presiden.

Ia juga mengatakan sudah berkomunikasi dengan Trump soal ini.

Lantas apakah ada rencana pertemuan?

“Saya sudah minta waktu (ke Trump), mudah-mudahan ya,” tutupnya.

Sebelumnya, China kembali membalas sikap Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif impor bersifat imbal balik (resiprokal) 145 persen. Terbaru, China juga tak mau kalah dengan menaikkan tarif impor ke semua produk AS dari semula 84 persen menjadi 125 persen.

“Jika Amerika Serikat terus memberlakukan tambahan tarif terhadap barang-barang ekspor dari China ke AS, China akan mengabaikannya,” tulis pernyataan Kementerian Keuangan China di Beijing, dikutip dari Breaking News Reuters, Jumat (11/4).

Menurut Kementerian Keuangan China, penerapan tarif yang sangat tinggi oleh AS terhadap China secara serius melanggar aturan perdagangan internasional dan ekonomi, hukum ekonomi dasar, serta akal sehat.

0 Komentar