ROMBONGAN keluarga Besar Keraton Kasepuhan yang dipimpin Patih Sepuh, Pangeran Raja Adipati (PRA) Goemelar Soeryadiningrat, tetap dapat melaksanakan ziarah leluhur dalam rangkaian tradisi Grebeg Syawal, Rabu (9/4).
Tradisi ziarah ini, yang dikenal dengan sebutan Grebeg Syawal, biasa dilakukan oleh keluarga besar Keraton Kasepuhan seminggu pasca Lebaran.
Sebelum memasuki area makam, sempat terdapat penolakan dari beberapa pihak, terlihat dari spanduk hijau yang terpampang di pintu masuk dengan pesan penolakan terhadap Lukman Zulkaedin sebagai Sultan Kasepuhan: “Kami Keluarga Besar Kesultanan Cirebon Tidak Mengakui Lukman Zulkaedin Sebagai Sultan Kasepuhan.” Kendati demikian, prosesi ziarah tetap berjalan lancar tanpa hambatan.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
Dalam ziarah kali ini, Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan, PRA Lukman Zulkaedin, tidak turut hadir karena dikabarkan sedang memiliki keperluan lain.
“Alhamdulillah, hari ini kami bersama keluarga besar Keraton Kasepuhan dan para wargi dapat melaksanakan tradisi ziarah ke makam leluhur, dalam rangka Grebeg Syawal,” ujar PRA Goemelar Soeryadiningrat usai berziarah.
Ia menjelaskan, tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya turun-temurun di Keraton Kasepuhan, dan dilaksanakan setiap tahun setelah Idulfitri.
“Tradisi ini dilaksanakan rutin setiap tahun, biasanya setelah satu minggu Syawal. Alhamdulillah, berkat ridho Allah SWT dan dukungan semua pihak, ziarah tahun ini berjalan lancar hingga kami bisa nyekar ke makam para orang tua dan leluhur,” ungkapnya.
Menanggapi spanduk penolakan yang muncul, Patih Sepuh menyatakan bahwa persoalan tersebut hanyalah kesalahpahaman yang terjadi sebelumnya, dan berharap tidak berlarut-larut.
“Sebetulnya tidak ada masalah yang besar, hanya miskomunikasi saja antara beberapa pihak,” jelasnya.
Ia pun mengajak seluruh keluarga besar Keraton Kasepuhan untuk kembali bersatu, mengedepankan semangat persaudaraan, dan tidak mudah terprovokasi.
Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2
“Kita harus tetap guyub dan kompak sebagai generasi penerus. Jangan mau diadu domba oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Mari jaga warisan budaya dan persaudaraan,” pungkasnya.
Tradisi Grebeg Syawal tahun ini menjadi momentum penting untuk menunjukkan bahwa ziarah sebagai bagian dari pelestarian budaya leluhur tetap bisa berlangsung damai meski di tengah dinamika internal keluarga keraton.