SERING merasa lapar, padahal sudah makan banyak? Bisa jadi mengalami post prandial hiperglikemi. Mengatur urutan makan bisa menjadi solusi agar kenyang lebih lama.
“Post prandial hiperglikemi adalah kondisi di mana kadar gula menjadi tinggi setelah makan dan melebihi batas normal. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang cepat merasa lapar meskipun sudah makan dalam jumlah banyak,” jelas kreator kesehatan di TikTok dr Nadia Alaydrus.
Dr Nadia memaparkan, seseorang dikatakan berada dalam kondisi post prandial hiperglikemi apabila kadar gula mereka 7,8 mmol/L dalam 1-2 jam setelah makan. Lalu, bagaimana caranya agar kita tidak cepat lapar?
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
Pertama, kata dr Nadia, ubah urutan makan saat perut masih kosong. Urutan yang paling ideal adalah sayur-sayuran, protein, lemak, dan karbohidrat sederhana (seperti nasi, mie, atau pasta).
Kedua, kunyahlah makanan secara perlahan, sebab kebiasaan ini bisa membantu pencernaan menjadi lebih lancar dan mencegah kecenderungan kita untuk mengonsumsi makanan berlebih.
Ketiga, makan santan dan gorengan boleh, tapi seimbangkan juga isi piringmu!
Meski disajikan makanan-makanan enak, dr. Nadia menekankan pentingnya keseimbangan nutrisi dalam piring kita.
“Kita tetap bisa mengonsumsi makanan-makanan bersantan dan goreng-gorengan, namun perlu diimbangi dengan makanan bernutrisi seperti buah dan sayur. Selain itu, kita juga bisa membuat hidangan versi lebih sehat dengan mengganti bahan-bahan masakan olahan, seperti daging olahan, bumbu instan, dan lainnya dengan bahan-bahan yang lebih asli,” ujar dr Nadia.
Untuk memudahkan kita menjaga nutrisi yang masuk ke tubuh, Nadia menyarankan untuk membagi piring menjadi tiga bagian, yaitu sepertiga piring untuk karbohidrat, lalu sisanya untuk protein dan sayur-sayuran.
Sementara camilan seperti gorengan dan kue memang diibaratkan dr Nadia sebagai ‘kalori kosong’ karena kandungan kalori tinggi namun minim zat gizi. Ia pun menyarankan agar kita cukup mengontrol jumlah yang dikonsumsi agar tidak melebihi batas kebutuhan kalori harian.