DUNIA marah terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump imbas kebijakan kontroversinya soal resiprokal terhadap produk luar negerinya. Pemerintah Indonesia pun mencoba bernegosiasi terkait kebijakan itu. Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kabarnya telah membentuk tim pelobi guna meluluhkan Trump.
Namun, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Anthony Budiawan menilai negosiasi itu akan sulit.
Anthony menyebut kebijakan itu lahir berdasarkan ideologi Trump yang kuat. Orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu akan melakukan apapun untuk merealisasikan kebijakannya.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
“Keyakinan dan ideologi yang kuat ini membuat negara lain sulit bernegosiasi dengannya. Take it or leave it. Atau turunkan tarif impor untuk produk Amerika, seperti Vietnam yang akan memberlakukan zero tariff untuk Amerika,” ujar Anthony dalam keterangannya, Senin, 7 April 2025.
Ia menuturkan kebijakan tarif resiprokal Trump juga diambil berdasarkan rencana, alias by design.
“Bukan kebijakan sekonyong-konyong atau asal-asalan untuk mencari popularitas. Ini yang harus dipahami oleh pihak lainnya,” ujarnya. Menurut dia, Trump bukan orang bodoh dan gampang luluh. Trump tahu persis konsekuensi dari kebijakan tarif resiprokalnya itu.
“Trump dikelilingi oleh orang pandai, yang mempunyai satu visi dengannya,” pungkas dia.