Anwar Ibrahim Pastikan Malaysia Tidak Balas Tarif Trump 24 Persen

PM Malaysia Anwar Ibrahim menerima kunjungan Presiden Prabowo Subianto di Malaysia, Minggu (6/4/2025). Foto: I
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menerima kunjungan Presiden Prabowo Subianto di Malaysia, Minggu (6/4/2025). Foto: Instagram/@anwaribrahim_my
0 Komentar

PERDANA Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, memastikan Malaysia tidak membalas tarif yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump sebesar 24 persen.

Menurutnya, hal ini dilakukan demi menjaga iklim perdagangan yang kondusif serta menjaga kepercayaan investor dan eksportir Malaysia.

“Malaysia untuk saat ini tidak akan memberlakukan tarif pembalasan sampai semua rincian, masalah, dan parameter ini diselesaikan antara kami dan Amerika Serikat, dan setelah berkonsultasi dengan rekan-rekan kami di ASEAN,” ujar Anwar dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @anwaribrahim_my, Minggu (6/4).

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

“Oleh karena itu, kami akan terlibat secara konstruktif dengan Amerika Serikat untuk menjaga akses pasar yang vital, menjaga kepercayaan investor, dan mengamankan hasil yang adil bagi eksportir kami,” lanjutnya.

Menurut PM Anwar, keputusan sepihak Trump dalam mengenakan tarif resiprokal merupakan ancaman besar bagi sistem perdagangan dan investasi global. Anwar menjelaskan, pengenaan tarif Trump dalam jangka panjang akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi global, apalagi Malaysia sebagai salah satu mitra dagang terbesar AS di ASEAN. Ia pun menyebut sektor industri Malaysia yang akan terimbas adalah tekstil, furnitur, karet, dan plastik.

“Kami menanggapi tarif ini dengan serius karena ini menantang prinsip dasar nondiskriminasi yang mendasari aturan perdagangan global. Lebih jauh, hal itu menyerang jati diri Malaysia, sebagai negara dengan perdagangan yang bebas dan tidak memihak, yang memengaruhi mata pencaharian dan keamanan ekonomi banyak warga Malaysia yang bergantung pada akses yang terbuka dan adil ke pasar internasional,” tegasnya.

Saat ini, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri Malaysia masih terus melakukan simulasi dan berkonsultasi dengan para pelaku industri mengenai dampak pengenaan tarif AS. Salah satu dampak buruknya adalah Malaysia harus merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini.

“Jika tarif 24 persen diterapkan dari perspektif ekonomi, proyeksi pertumbuhan PDB 2025 sebesar 4,5 hingga 5,5 persen perlu ditinjau ulang. Namun, untuk saat ini, izinkan saya meyakinkan Anda bahwa pemerintah tidak memperkirakan adanya resesi,” jelas Anwar.

“Ekonomi kami tetap tangguh, fondasi ekonomi kami tetap kuat, termasuk belanja rumah tangga yang kuat, investasi domestik yang kuat, penerimaan pariwisata yang sehat, dan implementasi rencana induk nasional yang berkelanjutan,” lanjutnya.

0 Komentar