Aksi Protes Hands Off di Amerika Serikat dan Eropa Menentang Trump dan Musk

Ribuan orang menentang Trump dan Musk dalam aksi unjuk rasa di seluruh negara bagian Amerika Serikat hingga Er
Ribuan orang menentang Trump dan Musk dalam aksi unjuk rasa di seluruh negara bagian Amerika Serikat hingga Eropa, Sabtu (5/4) (ABC News)
0 Komentar

PARA demonstran berkumpul di lebih dari 1.200 lokasi di seluruh 50 negara bagian oleh lebih dari 150 kelompok bersatu menentang pemerintahan Trump dengan satu pesan: “Hands off.”

Penyelenggara mengatakan lebih dari 1.300 demonstrasi “Hands off” dengan berbagai skala berlangsung pada hari Sabtu, (5/4).

Sejak Presiden Trump menjabat pada bulan Januari, berbagai protes terjadi terhadap rencana dan kebijakan pemerintahannya, mulai dari pemecatan massal pekerja federal, penggerebekan imigrasi hingga keterlibatan miliarder Elon Musk dalam pemerintahan federal.

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

Protes hari Sabtu tampaknya menjadi yang paling meluas hingga saat ini dalam masa jabatan kedua Trump. “Ada begitu banyak isu,” kata Kelley Laird dari Rockville, Md., yang menghadiri demonstrasi di Washington, D.C.. “Mereka menyerang pendidikan, menyerang perawatan kesehatan, menyerang seni, menyerang pers.”

Di Boston, para pengunjuk rasa berkumpul untuk melawan pemotongan dana federal untuk penelitian dan penangkapan Rumeysa Ozturk, seorang mahasiswa doktoral Universitas Tufts yang ditangkap oleh agen federal dengan pakaian sipil, seperti yang dilaporkan stasiun jaringan WBUR.

Di Sylva, N.C., lebih dari 300 orang berkumpul untuk menentang pemotongan dana untuk taman nasional, pendidikan, dan layanan veteran, menurut BPR News. Dan di Portland, Ore., beberapa ribu orang berunjuk rasa melawan apa yang mereka gambarkan sebagai “perebutan kekuasaan ilegal oleh miliarder” oleh Trump dan Musk, OPB melaporkan.

Di National Mall, Washington DC, lebih dari 20.000 orang berkumpul menyuarakan protes mereka.

“Seluruh negara kita sedang diserang, semua lembaga kita, semua hal yang membuat Amerika seperti sekarang ini,” ujar Terry Klein, seorang ilmuwan biomedis pensiunan dari Princeton, New Jersey, yang hadir langsung di lokasi aksi, seperti dimuat ABC.

Aksi ini menjadi salah satu mobilisasi oposisi terbesar terhadap pemerintahan Trump sejak Women’s March 2017 dan gelombang protes Black Lives Matter pada 2020.

Digerakkan oleh lebih dari 150 organisasi, termasuk kelompok hak-hak sipil, serikat buruh, dan komunitas LGBTQIA+, demonstrasi ini menyerukan penolakan terhadap kebijakan pemerintah terkait pemangkasan anggaran sosial, deportasi, dan pembatasan hak asasi.

Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2

Di New York, Boston, Los Angeles, dan Atlanta, para pengunjuk rasa turun ke jalan dengan spanduk dan slogan yang mengecam pemotongan dana sosial, penutupan lembaga pemerintah, hingga perlakuan terhadap minoritas.

0 Komentar