Setelah tsunami dahsyat yang mengguncang Samudra Hindia pada Desember 2014, Indian National Coast menggunakan helikopter untuk mengintai pulau tersebut guna melihat apakah orang-orang di sana membutuhkan bantuan. Yang mereka lihat hanya kumpulan orang yang mengintai helikopter dan mencoba menyerangnya dengan anak panah.
Insiden ini terjadi setelah puluhan tahun upaya kontak oleh pemerintah India dan pihak lain dengan Suku Sentinel. Kontak erat ini diyakini mengakibatkan Suku Sentinel terserang penyakit yang tak bisa mereka tangani.
Dugaan upaya Mykhailo untuk mencapai Pulau Sentinel Utara telah memicu kembali kekhawatiran terganggunya upaya melindungi Suku Sentinel dari dunia luar. Meski tidak ada kontak langsung yang terjadi, insiden ini menunjukkan bahwa masih ada orang yang berhasil mencapai pulau tersebut.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
Kelompok hak asasi adat dan suku berpendapat bahwa kejadian ini seharusnya menjadi peringatan penting bagi pihak berwenang untuk memperkuat penegakan hukum dan melindungi salah satu suku paling rentang di dunia sebelum terlambat.
“Sungguh tidak masuk akal bahwa seseorang bisa seceroboh dan sebodoh itu. Tindakan orang ini tidak hanya membahayakan hidupnya sendiri, tetapi juga membahayakan seluruh suku Sentinel. Sudah diketahui bahwa masyarakat yang tidak memiliki kontak dengan manusia tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit dari luar seperti flu atau campak, yang dapat memusnahkan mereka sepenuhnya,” kata Caroline Pearce, Direktur Survival International, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip IFL Science.
“Kabar baik bahwa pria dalam insiden terbaru ini telah ditangkap, tetapi sangat mengganggu bahwa ia dilaporkan berhasil masuk ke pulau itu sejak awal. Pihak berwenang India memiliki tanggung jawab hukum untuk memastikan bahwa Suku Sentinel aman dari misionaris, influencer media sosial, orang-orang yang menangkap ikan secara ilegal di perairan mereka, dan siapa pun yang mungkin mencoba melakukan kontak dengan mereka.”