Dengan demikian, tarif impor Amerika yang diberlakukan 34 persen ke Indonesia bukan hanya memperparah defisit perdagangan, membuat ekspor-impor terhambat atau bahkan sekarat dan akhirnya membunuh bagi pelaku impor dan ekspor.
Ekonomi Global Kacau Balau
Dalam skala lebih luas, dapat dikatakan tarif masuk Amerika 34 persen akan berdampak pada ekosistem perdagangan internasional secara menyeluruh ke semua negara. Penguatan dolar terhadap rupiah bikin mati kutu bagi pelaku bisnis internasional.
Tentunya setiap negara akan menyesuaikan kebutuhan tarif untuk menyeimbangkan neraca perdagangan masing-masing. Inilah yang membikin terganggu rejim perdagangan internasional, akan terguncang dan mengakibatkan semua pelaku usaha dan juga negara terguncang.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
Akibatnya perekonomian global terkoreksi, pasar saham dunia guncang, eskalasi geopolitik dan terjadi tremor gesekan dan perselisihan politik akibat perluasan pengaruh dan juga penyebaran hegemoni.
Sejak menjabat sebagai Presiden AS pada periode pertama, Trump memang dikenal sebagai pengusung konservatisme yang sangat populis dan proteksionis.
Dia menaruh kepentingan AS di atas segalanya. Meski demikian, kebijakan-kebijakan Trump yang cenderung protektif, justru memicu ‘ketidakstabilan’ di level global.
Reaksi pembalasan terhadap kebijakan tarif Trump tidak hanya dilakukan oleh satu atau dua negara, tetapi akhirnya memicu aksi balasan Multilateral. Dengan demikian, dunia semakin kacau balau, saling mengancam dan mengendalikan.
Penulis: Pengamat Ekonomi dan Politik, Heru Subagia