Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menetapkan tarif baru barang impor asal Indonesia yang masuk ke AS sebesar 32%. Tarif ini merupakan ‘tarif timbal balik’ karena Indonesia mengenakan tarif terhadap barang dari AS yang masuk ke RI.
Seperti diketahui Indonesia telah mengenakan tarif 64% untuk barang-barang dari AS. Trump pun melakukan aksi balasan dengan mengenakan tarif 32% untuk barang dari Indonesia yang masuk ke AS.
Di samping kebijakan tarif sepihak, Trump menuduh Indonesia melakukan hambatan perdagangan AS dengan perlakuan kebijakan non tarif.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
Trump berlatar belakang pebisnis sangat paham bagaimana Amerika dirugikan oleh produk kebijakan suatu negara. Ia menyoroti pasal kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di berbagai sektor, mekanisme perizinan impor yang sulit .
Presiden Prabowo Subianto juga mendapatkan sorotan tajam dalam implementasi kebijakan mengharuskan perusahaan sumber daya alam menyimpan pendapatan ekspor di rekening dalam negeri.
Tidak Berkutik
Tarif Trump diberlakukan berkisar antara 10 persen hingga 49 persen pada papan pertama dan hingga 50 persen pada papan berikutnya. Sialnya Indonesia mendapat tarif tak berbeda jauh dengan China, yaitu sebesar 32 persen.
Sepertinya Indonesia tidak bakal melakukan aksi balasan menaikkan tarif. Karena hanya dinaikkan 34 persen saja, produk Indonesia bakal rontok, kalah bersaing dengan negara atau produk domestik Amerika.
Kondisi normal saja, Indonesia hanya surplus perdagangan tipis dari sisi angka rupiah bukan volume perdagangan. Surplus yang didapatkan saat ini tidak sebanding risiko pahit yang dihadapi kebijakan baru tarif Amerika.
Apalagi naikkan tarif, bakal berimbas pada neraca perdagangan, devisa negara dan parahnya berimbas pada nilai tukar rupiah, semakin terkurung dan terpuruk.
Ruang pendapat dari nilai transaksi ekspor ke Amerika mengecil, dollar yang didapat sedikit. Imbas langsung juga terdampak Mitra dagang Indonesia tujuan ekspor atau importir Amerika.
Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2
Bakal banyak eksportir ambruk karena kenaikan tarif Amerika, Harga jual produk Indonesia tidak kompetitif, biaya ekspor jadi naik.Ini akhirnya mengurangi daya saing produk Indonesia di pasar domestik Amerika.
Sementara bagi importir Indonesia produk Amerika semakin tertekan karena nilai dollar semakin tinggi hingga biaya importir naik dan juga diperparah uang yang dibelanjakan baik akibat kenaikan dollar.