Beberapa lembaga bantuan internasional dan pemerintah asing telah mengirimkan personel dan pasokan ke wilayah yang dilanda gempa.
Seorang juru bicara militer pada hari Rabu mengatakan pasukan melihat konvoi bantuan datang dari kota Naungcho pada Selasa malam, dengan kendaraan yang memamerkan stiker China dan pelat nomor Myanmar, tetapi belum diberi tahu sebelumnya tentang pergerakan kendaraan tersebut.
“Ketika kami melihat konvoi tersebut, kami menghentikannya. Tetapi mereka terus melaju. Kami melepaskan tembakan dari jarak sekitar 200m, tetapi mereka tidak berhenti,” katanya.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
“Pada jarak sekitar 100 meter, kami melepaskan tiga tembakan ke udara, setelah itu kendaraan tersebut berbalik kembali ke arah Naungcho.”
Blue Sky Rescue Team atau Tim Penyelamat Langit Biru China, yang telah memberikan dukungan penyelamatan di Mandalay, telah diberi perlindungan keamanan ketika mereka melakukan perjalanan melalui rute ini, kata juru bicara tersebut.
Ia menambahkan bahwa ketika lembaga internasional ingin memberikan bantuan, mereka perlu memberi tahu pemerintah Myanmar.
TNLA, yang mengawal konvoi Palang Merah, mengatakan mereka telah memberi tahu dewan militer tentang pergi ke Mandalay.
Setelah mundur ke Naungcho, mereka akan melanjutkan perjalanan mereka, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Lantas, bagaimana sejarah kudeta junta Militer di Myanmar?
Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar
Dikutip dari publikasi Analisis Kudeta Militer Myanmar Terhadap Pemerintahan Sipil Ditinjau Dari Perspektif Hukum Pidana Internasional, junta militer yang melakukan kudeta mengulang sejarah masa lalu Myanmar. Negara yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.
Sejak merdeka dari Inggris pada 1948, Myanmar telah mengalami beberapa kali pemberontakan. Kudeta pertama kali di Myanmar terjadi pada 2 Maret 1962.
Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2
Kala itu, Tatmadaw, sebutan untuk angkatan bersenjata Myanmar di bawah Jenderal Ne Win menggulingkan pemerintahan sipil, kemudian memasang rezim otoriter.
Selanjutnya, pada Agustus 1988, Myanmar kembali diguncang oleh protes massal yang menyebabkan penggulingan Jenderal Ne Win dan posisinya kembali digantikan oleh junta militer yang baru. Aksi ini merespons ketimpangan ekonomi yang terjadi pada kekuasaan militer dan menuntut adanya reformasi menuju demokrasi.