WARGA Blok Wuni Desa Dawuan Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon menggelar pawai obor sekaligus takbir keliling pada malam menyambut Idul Fitri 1446 Hijriah, Minggu malam (30/3).
Para peserta terdiri atas anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan ibu-ibu ikut memeriahkan pawai obor dan takbir keliling tersebut.
Para peserta pawai obor dan takbir keliling mulai bergerak dari Mushola Al Hidayah, kemudian berkeliling menelusuri jalan di kawasan Dawuan.
Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin
Pawai obor sekaligus takbir keliling yang dibuka Kuwu Dawuan Amiruddin sebagai penanda datangnya bulan Syawal.
Terlihat kemeriahan suasana malam takbiran Idul Fitri di Desa Dawuan.
Mereka khususnya anak-anak berjalan sambil memegang obor yang terbuat dari bambu dan pada bagian atasnya dipasang kain yang disiram dengan minyak tanah supaya mengeluarkan api.
Pawai obor dan takbir keliling, salah satu tradisi yang dilakukan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Pawai ini diiringi dengan takbiran dan merupakan bagian dari perayaan yang meriah.
Pawai obor dan takbiran adalah dua tradisi untuk merayakan semangat Idulfitri, sebuah hari kemenangan bagi umat Islam.
Meskipun keduanya merupakan kegiatan yang penuh dengan nilai keagamaan, esensi keduanya tidak hanya terletak pada sisi religiusnya saja, melainkan juga pada kekuatan kemanusiaan yang terkandung dalam kebersamaan, rasa syukur, dan semangat saling mendukung.
Pakar budaya Islam Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Ahmad Syauqi mengungkap sejarah tradisi takbiran di Nusantara sudah ada sejak masa kesultanan Islam. Tepatnya abad 15-18 M tradisi takbiran identik dengan tradisi keagamaan Islam.
Era kedua yaitu kolonial, sekitar abad 19-20 M pada zaman belanda dilaksanakan dengan kondisi yang terbatas. “Takbiran juga seringkali menjadi bentuk perlawanan simbolis era penjajahan,” terangnya.
Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya
Hingga kini takbiran identik dengan tabuhan bedug yang menggema. Namun, seiring waktu, tradisi ini terus berkembang, bahkan merambah ke ranah digital.
“Saat ini kita melihat fenomena takbiran virtual, melalui siaran langsung. Ini membuktikan bahwa esensi takbiran tetap bertahan, meskipun bentuknya terus beradaptasi,” imbuhnya.
Ia menyikapi tradisi takbiran di beberapa negara memiliki keunikannya sendiri.