Pada 15 Maret, hari dimulainya serangan udara AS terhadap Houthi, Goldberg menyebut Hegseth membagikan rincian operasional serangan itu, termasuk informasi tentang target, senjata, dan urutan serangan yang dilancarkan.
Gedung Putih mengonfirmasi keaslian soal screenshot percakapan yang dibagikan Goldberg dan mengumumkan bahwa penyelidikan akan dilakukan untuk mencari tahu bagaimana Goldberg bisa dimasukkan ke dalam grup chat tersebut.
“Rangkaian pesan tersebut merupakan demonstrasi koordinasi kebijakan yang mendalam dan bijaksana antara para pejabat senior. Keberhasilan operasi terhadap Houthi yang berkelanjutan menunjukkan bahwa tidak ada ancaman terhadap para anggota militer kami atau keamanan nasional kami,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Brian Hughes, dalam pernyataannya.
Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin
Goldberg mengatakan dirinya meninggalkan grup chat itu tak lama setelah serangan awal AS terhadap Houthi dilancarkan pada 15 Maret lalu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merespons soal adanya seorang wartawan yang secara tanpa sengaja sempat menerima pesan teks berisi strategi militer AS dalam penyerangan ke Yaman. Trump disebut masih mendukung tim keamanan nasionalnya.
“Presiden Trump terus memiliki kepercayaan penuh pada tim keamanan nasionalnya, termasuk Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz,” kata juru bicara Karoline Leavitt dalam sebuah pernyataan dikutip kantor berita AFP, Selasa (25/3/2025).
Sementara Gedung Putih mengonfirmasi bahwa seorang wartawan mendapat bocoran mengenai strategi militer serangan AS ke Yaman. Gedung Putih pun bergerak melakukan penelusuran lebih lanjut.
“Kami sedang meninjau bagaimana nomor yang tidak sengaja ditambahkan ke rantai tersebut,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes dikutip kantor berita AFP, Selasa (25/3).
Menhan Pete Hegseth pun buka suara terkait insiden kebocoran informasi ini. Hegseth malah menyerang Goldberg.
Dia bahkan mengaku “tidak ada rencana perang yang dikirimkan dalam chat”, dia mengelak hal itu meski Gedung Putih telah mengonfirmasi pelanggaran tersebut.
Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya
Goldberg diketahui menulis bahwa Hegseth mengirim informasi tentang serangan tersebut, termasuk tentang “target, senjata yang akan dikerahkan AS, dan urutan serangan,” ke obrolan grup tersebut.
“Menurut teks Hegseth yang panjang, ledakan pertama di Yaman akan terasa dua jam kemudian, pukul 1:45 siang waktu timur,” tulis Goldberg — kronologi yang dibuktikan di lapangan di Yaman.