Ketika Jurnalis Tahu Operasi Militer Amerika Serikat Gegara Masuk Group Chat Tim Keamanan Trump

Jeffrey Goldberg dan tangkapan layar Houthi PC Small Group
Jeffrey Goldberg dan tangkapan layar Houthi PC Small Group
0 Komentar

SEBUAH insiden pelanggaran keamanan yang mengejutkan terjadi setelah seorang jurnalis Amerika Serikat, Jeffrey Goldberg dari majalah The Atlantic, secara tidak sengaja dimasukkan dalam percakapan grup chat yang berisi pejabat tinggi Gedung Putih.

Dalam grup chat tersebut, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Wakil Presiden JD Vance, dan pejabat lainnya membahas serangan yang akan datang terhadap pemberontak Houthi di Yaman, yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada 15 Maret.

Pelanggaran ini terungkap setelah Goldberg mengungkapkan bahwa ia menerima pemberitahuan tentang serangan tersebut beberapa jam sebelum diumumkan.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Kemudian, ia mengetahui rencana serangan Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi di Yaman. Dirangkum delik, Selasa (28/3), wartawan yang dimaksud merupakan editor-in-chief atau pemimpin redaksi The Atlantic, Jeffrey Goldberg.

Dilansir Al Arabiya, kejadian itu bermula ketika Goldberg tak sengaja dimasukkan ke dalam grup chat berisikan pejabat tinggi dan paling senior AS yang tergabung dalam tim keamanan nasional Presiden Donald Trump.

Pada Senin (24/3), Goldberg mempublikasikan sebuah artikel yang menampilkan screenshot percakapan para pejabat AS dalam grup chat tersebut, yang berlangsung selama beberapa minggu.

Goldberg menyebut dirinya dimasukkan ke dalam grup chat Signal pada 13 Maret lalu oleh Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz. Grup chat, yang disebut Goldberg diberi nama “Houthi PC small group”, fokus membahas koordinasi tindakan terkait Houthi.

Pesan pertama dari Waltz dalam grup chat itu, menurut Goldberg, berbunyi: “Tim — membentuk kelompok prinsip untuk koordinasi soal Houthi, khususnya selama 72 jam ke depan. Wakil saya, Alex Wong, sedang menyusun tim harimau di tingkat deputi/kepala staf lembaga setelah pertemuan di Sit Room pagi ini untuk item tindakan dan akan mengirimkannya nanti malam.”

Secara keseluruhan, menurut Goldberg, ada 18 pejabat senior AS dalam grup chat tersebut, termasuk Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Utusan Khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff, dan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) John Ratcliffe.

Salah satu topik utama yang dibahas dalam grup chat itu, berdasarkan artikel Goldberg, adalah operasi militer yang akan dilakukan, dengan Hegseth mendesak para pejabat AS dalam grup chat itu untuk bergerak maju tanpa penundaan.

0 Komentar