Tabungan Masyarakat Terkuras
Bukan hanya daya beli masyarakat yang melemah, namun soal tingkat tabungan kelompok bawah terus dalam tren yang melemah dan merupakan yang terendah saat ini yakni pada level 79,4 (Februari 2025).
Angka ini lebih rendah dibandingkan Februari 2024 yakni pada level 82,4. Sejalan dengan kelompok bawah, tingkat tabungan kelompok menengah juga melandai dan merupakan yang terendah sejak Maret 2024.
Dengan semakin terdepresiasinya indeks tabungan kelompok bawah, artinya semakin banyak masyarakat yang melakukan makan tabungan (‘mantab’) untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Impor Konsumsi Turun
Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin
Pada Februari 2025, jelang Ramadan dan Lebaran, impor barang konsumsi tercatat turun 10,61% secara bulanan (mtm) dan secara volume penurunannya mencapai 27,63% (mtm). Adapun, secara tahunan, penurunan nilai impor barang konsumsi lebih besar lagi, yakni mencapai 21,05%
“Pertama adalah buah-buahan HS 08, secara bulanan nilainya turun US$ 60,9 juta. Kemudian daging hewan HS 02 yang secara bulanan turun US$ 44,8 miliar dan juga HS 10 atau serelia terutama beras di dalamnya, bulanan turun US$ 37,8 miliar,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, dalam rilis statistik BPS, Senin (17/3/2025).
Untuk diketahui, impor barang konsumsi adalah barang yang dibeli dari luar negeri untuk digunakan langsung oleh masyarakat tanpa melalui proses produksi lebih lanjut. Barang-barang ini biasanya memiliki sifat siap pakai dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Belanja Lesu
Sepinya pusat-pusat perbelanjaan menjelang Lebaran atau Idul Fitri 2025 menjadi fenomena baru di tanah air. Padahal, Lebaran biasanya menjadi momentum masyarakat berbelanja dan berpergian.
Ekonom dari Sekolah Vokasi UGM, Yudistira Hendra Permana mengungkapkan trem konsumsi lebaran yang menurun disebabkan penurunan kemampuan daya beli masyarakat.
Menurutnya, penurunan daya beli ini tercermin dari data tren deflasi yang terjadi. Bahkan Yudistira juga menyoroti beberapa indikator ekonomi lain yang mengkhawatirkan.
“Perbedaan tren konsumsi ini berkaitan dengan tren deflasi yang berlangsung hingga sekarang, melemahnya nilai tukar, kenaikan harga emas yang tinggi, penurunan IHSG, itu adalah hal-hal yang mengindikasikan kita tidak baik-baik saja,” jelasnya, Rabu (26/3).
Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya
Sebelumnya, di media ini, pelaku usaha Heru Subagia mengungkapkan apakah kiranya pemerintah sadar jika telah terjadi anomali arus mudik tahun ini?