'Awan Gelap' Ekonomi di Masa Lebaran hingga Gagal Mudik di Kampung Halaman

Sejumlah kendaraan pemudik terjebak kemacetan saat memasuki Gerbang Tol Cikampek Utama menuju arah Tol Cipali
Sejumlah kendaraan pemudik terjebak kemacetan saat memasuki Gerbang Tol Cikampek Utama menuju arah Tol Cipali di Karawang, Jawa Barat, Jumat (5/4/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.
0 Komentar

MOMENTUM Ramadan dan Hari Raya Idulfitri atau Lebaran menjadi bagian penting dalam perekonomian Indonesia. Pasalnya, momen ini selalu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Pada tahun ini, Ramadan dan Lebaran jatuh pada bulan Maret dan April 2025.

Dengan demikian, Ramadan dan Lebaran diharapkan menjadi motor utama pertumbuhan di kuartal I-2025. Sayangnya, momentum Ramadan dan Lebaran kali ini diwarnai dengan ‘awan gelap’.

Banyak data dan survei ekonomi masyarakat yang menunjukkan kemeriahan Ramadan dan Lebaran tahun ini bakal meredup, dibandingkan tahun sebelumnya. Konsumsi masyarakat diyakini tidak sederas tahun-tahun sebelumnya. Salah satu pendorongnya adalah badai PHK yang melanda di awal tahun.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Untuk memahami lebih lanjut prospek ‘gelap’ ekonomi RI di masa Lebaran, berikut ini data dan survei yang menopang kondisi ini:

Perputaran Uang

Perputaran uang selama Idul Fitri 2025 diprediksi turun. Ramalan ini merujuk pada jumlah pemudik yang mengalami penurunan.

Sebelumnya, berdasarkan hasil survey yang dilakukan badan kebijakan transportasi, pusat statistik, Kementerian Perhubungan dan akademisi, jumlah pemudik diperkirakan hanya 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia. Angka itu turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

“Jika tahun lalu asumsi perputaran uang selama Idul Fitri 2024 mencapai Rp 157,3 triliun, maka asumsi perputaran uang libur Iduel Fitri 2025 diprediksi mencapai Rp 137.975 triliun,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang, dalam pernyataan pers, Selasa (18/3/2025).

“Prediksi tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini sejumlah 146,48 atau setara dengan 36,26 juta keluarga dengan asumsi per keluarga empat orang,” ujarnya.

“Jika rata rata keluarga membawa uang sebesar Rp 3.75 juta naik 10% dari tahun lalu maka potensi perputaran uang diprediksi sebesar Rp 137.975 triliun.”

Jumlah ini, lanjutnya, sebenarnya masih berpotensi naik meski sedikit, masih turun dibanding 2024. Hal ini jika angka rata rata per keluarga diambil angka yang minimal dan moderat.

Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya

Jika per keluarga membawa rata rata Rp 4 juta, jelas Sarman, maka potensi perputaran bisa mencapai Rp 145.040 triliun. Sehingga potensi perputaran dikisaran Rp 137-145 triliun.

Lebih lanjur dikatakan Sarman, penurunan pemudik ini terjadi karena beberapa hal. Pertama jarak libur Nataru (Natal dan Tahun Baru) serta Idul Fitri yang sangat berdekatan.

0 Komentar