Thaksin Shinawatra di Struktur Pengurus Danantara Jadi Sorotan, Pengamat: Kayak Engga Ada Orang Aja

Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra mengajukan permohonan pengampunan ke Kerajaan. Foto: AP/Sakchai Lalit
Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra mengajukan permohonan pengampunan ke Kerajaan. Foto: AP/Sakchai Lalit
0 Komentar

MANTAN Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, ditunjuk menjadi anggota Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Hal ini diumumkan oleh Kepala BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani dalam acara pengumuman struktur kepengurusan Danantara di Jakarta, Senin, (24/3).

Thaksin masuk dalam jajaran Dewan Penasihat Danantara bersama sejumlah tokoh lain, seperti Raymond Thomas Dalio atau Ray Dalio, Jeffrey Sachs, dan F. Chapman Taylor.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Rosan memastikan proses pemilihan pengurus Danantara ini sudah melalui seleksi ketat, yang melibatkan tiga head hunter atau perusahaan jasa konsultan. Salah satu yang dibeberkan adalah Egon Zehnder’s.

Menurut Rosan, Presiden Prabowo tidak menolak nama yang diusulkan sebagai calon pengurus Danantara, setelah melihat latar belakang para kandidat. Meski Thaksin Shinawatra dikenal sebagai politikus dan pengusaha ternama Thailand, namun dia tercatat pernah terseret sejumlah kasus hukum.

Struktur dan nama pengurus Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikritisi. Pasalnya sejumlah nama yang ada di dalam badan anyar tersebut dinilai memiliki konflik kepentingan yang cukup tinggi.

“Sangat mengerikan, manajemen Danantara diisi oleh sosok kontroversial mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra. Ia pernah dituntut dengan pasal benturan kepentingan ketika menjadi perdana menteri,” ujar pengamat ekonomi dan sosial Heru Subagia, Selasa (25/3).

Ia mempertanyakan pernyataan CEO BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani yang memilih mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra memiliki rekam jejak yang baik.

Menurut Heru, dipilihnya Thaksin sebagai dewan penasihat akan memicu reaksi negatif dari investor. Tentunya ketidakpercayaan ini bukan tanpa alasan jelas. Mengingat Thaksin memiliki sejarah panjang terkait berbagai kasus hukum.

“Pertanyaannya, mengapa harus memilih Thaksin Shinawatra? Karena mengejar reputasi internasional, Danantara harus diisi penasehat import? Bukannya Rupiah dan IHSG berguguran usai pengumuman struktur organisasi Danantara?” tandasnya.

Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya

Bagi Heru, belum cukup dan siapkah SDM Indonesia untuk mengisi jabatan tersebut? Berapa milyar rupiah yang harus dibayarkan untuk menggaji tenaga asing tersebut? Bukankah ini tindakan pemborosan uang negara secara kontinu?

Bagaimana dengan nasionalis dan patriotisme para pekerja asing tersebut, tanya Heru dapat dipertanggungjawabkan. Bukankah Danantara tujuannya untuk membiayai proyek strategis dalam negeri?

0 Komentar