Pertanyaan Mendalam
Apakah kiranya pemerintah sadar jika telah terjadi anomali arus mudik tahun ini?
Begitu juga, para elite politik dan juga para pembantu presiden paham bahayanya penurunan arus mudik dan pengaruhnya bagi perekonomian nasional?
Terakhir, apakah negara juga paham bahwa pihak negara telah mereduksi budaya mudik lebaran?
Efisiensi Anggaran Ekonomi Turun
Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin
Dampak efisiensi anggaran bagi perekonomian nasional akhirnya mengalami puncaknya. Kali ini masyarakat awam harus memikul tekanan ekonomi dan psikologis.
Arus mudik lebaran turun drastis dampaknya bagi ekosistem ekonomi sangat tragis. Program anggaran yang sedang berjalan, dalam hitungan hari langsung menimbulkan dampak sistemik.
Yang sangat mengharukan kali ini adalah masyarakat Indonesia banyak yang tidak bisa merayakan Lebaran 2025 bersama keluarga di kampung halamannya. Ini adalah sejarah paling buruk semenjak Covid di mana mobilisasi arus mudik lebaran turun drastis.
Efisiensi anggaran secara nyata-nyata menurunkan daya beli masyarakat. Dampak ekonomi sangat jelas, masyarakat sudah banyak terkena penurunan pendapatan, pengurangan jam kerja dan juga perusahaan harus gulung tikar karena produk yang dihasilkan tidak terserap pasar.
Sungguh ironi besaran anggaran terdampak efisiensi semakin menggelembung.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menegaskan rincikan kebijakan efisiensi anggaran yang disebut Presiden Prabowo Subianto akan mencapai Rp 750 triliun, bukan Rp 306,69 triliun sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
Kenaikan efisiensi anggaran lebih dari 100 persen dan bisa diprediksi akan terjadi hujan dan badai kerusakan ekonomi maha dshayai.
Bayangan, puluhan post anggaran dengan nominal efisiensi anggaran yang disebut Prabowo itu merupakan hasil akumulasi dari kebijakan efisiensi anggaran yang telah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu, artinya dampak lesunya daya beli dan mobilitas masyarakat sudah meresahkan.
Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya
Alhasil, puluhan juta masyarakat Indonesia menunda atau membatalkan mudik lebaran 2025. Terbayangkah begitu dendam dan marahnya masyarakat Indonesia dengan kondisi ekonomi saat ini hingga mereka tidak bisa merasakan kehangatan dan juga aktualisasi sosial di kampung halaman.
Dosa Besar
Akhirnya, dapat dikatakan jika negara telah berdosa besar telah membuat ekonomi berantakan, menjadikan daya beli masyarakat turun drastis dan yang paling sadis efisiensi anggaran membikin masyarakat kehilangan pekerjaan, menghilangkan peluang berusaha.