Bagaimana Jurnalis The Atlantic Terlibat Obrolan Rahasia Mengenai Serangan Yaman?

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Michael Waltz, kiri, berunding dengan Menteri Pertahanan Pete Hegseth
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Michael Waltz (kiri), berunding dengan Menteri Pertahanan Pete Hegseth selama pertemuan di Ruang Oval pada akhir Februari. (Ludovic Marin/AFP/Getty Images)
0 Komentar

SEBUAH insiden pelanggaran keamanan yang mengejutkan terjadi setelah seorang jurnalis Amerika Serikat, Jeffrey Goldberg dari majalah The Atlantic, secara tidak sengaja dimasukkan dalam percakapan grup chat yang berisi pejabat tinggi Gedung Putih.

Dalam grup chat tersebut, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Wakil Presiden JD Vance, dan pejabat lainnya membahas serangan yang akan datang terhadap pemberontak Houthi di Yaman, yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada 15 Maret.

Pelanggaran ini terungkap setelah Goldberg mengungkapkan bahwa ia menerima pemberitahuan tentang serangan tersebut beberapa jam sebelum diumumkan.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Dalam tulisannya di The Atlantic, Goldberg menjelaskan bahwa ia ditambahkan ke grup Signal yang terdiri dari pejabat tinggi pemerintah pada 13 Maret, dua hari sebelum serangan.

Di dalamnya, Hegseth mengirimkan rincian mendalam tentang serangan yang akan terjadi, termasuk target, senjata yang akan dikerahkan, dan urutan serangan.

“Menurut pesan panjang yang dikirim oleh Hegseth, ledakan pertama di Yaman akan terjadi dua jam dari sekarang, pada pukul 1:45 siang waktu timur,” tulis Goldberg, yang mengonfirmasi kronologi tersebut dengan kejadian yang berlangsung di Yaman, seperti dimuat Reuters pada Selasa, 25 Maret 2025.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Brian Hughes, mengonfirmasi insiden tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki bagaimana Goldberg bisa terlibat dalam percakapan tersebut.

“Rangkaian pesan yang dilaporkan tampaknya asli, dan kami sedang meninjau bagaimana nomor yang tidak sengaja ditambahkan ke rangkaian pesan tersebut,” ungkap Hughes.

Meskipun kejadian ini berpotensi membocorkan informasi sensitif, Gedung Putih menekankan bahwa Presiden Trump tetap memiliki kepercayaan penuh pada tim keamanan nasionalnya.

Trump sendiri, ketika diminta mengomentari insiden tersebut, menyatakan bahwa ia tidak tahu tentang masalah tersebut, menegaskan bahwa peristiwa ini merupakan kecelakaan yang tak disengaja.

Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya

Insiden ini memicu reaksi keras dari banyak pihak, terutama di kalangan politisi Demokrat.

Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer menyebut kebocoran tersebut sebagai salah satu pelanggaran intelijen militer paling mengejutkan dan mendesak agar dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Senator Jack Reed juga mengecam kejadian tersebut dengan menyebutnya sebagai “kecerobohan yang berbahaya.”

0 Komentar