Atasi Paradoks Pangan di Indonesia: Pastikan Bulog Beli Gabah Rp6.500 Per Kg, Kurangi Impor Pangan

Para petani saat memanen padi dan mengumpulkan gabah. (Foto: Kementan RI)
Para petani saat memanen padi dan mengumpulkan gabah. (Foto: Kementan RI)
0 Komentar

JURU Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Prita Laura menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mengatasi paradoks pangan yang terjadi di Indonesia, mengingat jumlah penduduk yang besar dan petani yang belum sejahtera.

Prita menjelaskan bahwa meskipun Indonesia memiliki hampir 280 juta penduduk yang membutuhkan pangan, sektor pertanian masih menghadapi tantangan besar, dengan petani yang belum merasakan kesejahteraan yang memadai.

“Masalahnya adalah petani kita kurang sejahtera, kita kemarin masih tergantung oleh impor. Nah paradoks-paradoks inilah yang secara konsisten dijawab oleh Presiden Prabowo. Salah satunya dengan program pembelian gabah petani dengan harga yang baik,” kata Prita di Klaten, Jawa Tengah, Sabtu.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Prita menyampaikan hal itu saat menghadiri panen raya yang dilakukan kelompok tani di Desa Sumber, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Dia menuturkan bahwa pemerintah, melalui kebijakan Presiden Prabowo Subianto berupaya mengatasi masalah itu dengan program pembelian gabah petani dengan harga yang lebih baik, guna meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi ketergantungan impor pangan.

“Sehingga kemudian jawaban kuncinya kesejahteraan petani bisa diselesaikan dengan ini,” ucap dia.

Namun, lanjut Prita, dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, masih terdapat proses yang perlu dikalibrasi dan disesuaikan agar lebih efektif, serta menjawab berbagai tantangan yang ada di sektor pertanian Indonesia.

Prita Laura mengingatkan bahwa kebijakan ini bukan solusi instan dan perlu waktu untuk menghasilkan dampak yang diinginkan, sehingga tidak dapat langsung dicap gagal tanpa evaluasi menyeluruh.

“Tentunya dalam proses pelaksanaan masih ada proses-proses yang membutuhkan kalibrasi, tapi tolong Ini adalah sebuah proses jangan langsung dicap gagal, tapi tolong dilihat bagaimana keberpihakan Presiden untuk menjawab paradoks ini,” ucap dia.

Presiden Prabowo, menurut Prita, menunjukkan keberpihakan yang nyata dalam menjawab paradoks pangan ini dengan memastikan harga gabah yang menguntungkan bagi petani dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya

Pemerintah berharap agar kebijakan itu dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi kesejahteraan petani dan menjamin masa depan yang lebih baik untuk sektor pertanian dan ketahanan pangan Indonesia.

0 Komentar