KEBIJAKAN efisiensi belanja pemerintah yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No.1/2025 mendapat sorotan dari pelaku industri event di Indonesia.
Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO) meminta pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan tersebut, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap sektor event dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions).
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum DPP Ivendo, Mulkan Kamaludin, dalam acara Buka Puasa Bersama Industri Event Nasional 2025 dengan tema “Collaboration for Progress!” di Exhibition Hall Smesco Indonesia, Jumat (20/3/2025).
Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin
Dalam acara yang dihadiri oleh lebih dari 150 undangan dari perwakilan pemerintah (Kementerian Pariwisata, Kementerian Ekraf, Bank Indonesia, BPS), penyelenggara event, supplier, pelaku pariwisata, akademisi, dan media disampaikan laporan hasil Survei Industri Event Nasional 2024-2025 dan Survei Pembatalan Event 2025 yang dilakukan DPP Ivendo bersama 7 asosiasi lainnya, yakni ASPPI, Paski, Asita, Hastana Indonesia, AELI, Kadin Indonesia, dan APMI.
Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2024, tercatat 8.777 event tersebar di 34 provinsi dengan total nilai mencapai Rp 84,46 triliun, yang menggerakkan 8,8 juta pekerja.
Namun, sejak penerbitan Inpres No.1/2025 hingga 11 Februari 2025, telah terjadi 638 pembatalan atau penangguhan event di 32 provinsi dengan nilai bisnis yang hilang mencapai Rp 429,23 miliar.
Pembatalan terbanyak terjadi pada kegiatan meeting (50,64%), diikuti oleh event incentive (12,82%) dan pelatihan/ training (10,90%).
Survei industri event yang telah berlangsung sejak 2020 oleh Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO) kini dikawal bersama oleh 8 asosiasi ternama, yakni IVENDO, ASPPI, PaSKI, ASITA, HASTANA Indonesia, AELI, KADIN Indonesia, dan APMI.
“Kami berharap survei nasional ini dapat semakin melibatkan seluruh ekosistem event di Indonesia sehingga hasilnya dapat dijadikan rekomendasi strategis bagi pengembangan kebijakan pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Mulkan Kamaludin, Ketua Umum Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO).
“Kegiatan ini menggabungkan penyajian data strategis, diskusi interaktif, dan kehangatan berbuka puasa, membuka ruang kolaborasi untuk menciptakan data komprehensif yang mendukung perkembangan industri event di masa depan.” tambahnya.
Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya
Acara yang dihadiri oleh 150 undangan, yang meliputi perwakilan pemerintah (Kementerian Pariwisata, Kementerian Ekraf, Bank Indonesia, BPS), penyelenggara event, supplier, pelaku pariwisata, akademisi, dan media, tidak hanya menyajikan data mendalam dan analisis terkini, tetapi juga memfasilitasi diskusi terbuka guna berbagi solusi inovatif dalam menghadapi dinamika industri yang semakin kompleks.