Warsa 1952, ia melanjutkan pendidikan di Madrasah Al-Sharafiyah, sebuah sekolah agama di Gaza. Nasib nahas menimpanya saat bermain yang membuatnya cedera permanen. Namun kekurangan fisik tak mengurangi hasratnya menimba ilmu.
Sekembalinya kuliah dari Mesir pada 1960, dia mulai ditunjuk sebagai imam dan guru agama di berbagai masjid dan sekolah di Gaza, lalu mulai menarik banyak pengikut yang setia akan metode dakwahnya yang mudah dicerna.
Ia juga dikenal sebagai tokoh yang sangat peduli dengan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Setelah Perang Enam Hari 1967, ia mendirikan badan amal Al-Moujamaa Al-Islami pada awal 1970-an. Badan ini membantu masyarakat yang membutuhkan.
Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin
Di sisi lain, dakwahnya kian memengaruhi pemikiran anak-anak muda Palestina untuk memerangi pendudukan Zionis Israel lewat pendekatan agama dengan keyakinan bahwa Palestina adalah tanah suci Islam yang harus dibela.
Syekh Ahmad Yassin percaya Israel didirikan atas dasar penindasan dan perampasan tanah, dan entitas apa pun yang berdasarkan hal-hal tersebut pasti akan mengalami perpecahan.
Hamas Berdiri
Syekh Ahmad Yassin percaya perjuangan Palestina adalah perjuangan yang suci. Ia yakin Islam adalah agama yang damai, tetapi juga mampu membela diri.
Saat Intifada Pertama meletus pada 1987, ia bersama Abdul Aziz al-Rantisi, Mahmud al-Zahar, Abdul Fatah Dukhan, Hassan Yousef, dan lainnya, mendirikan Hamas pada bulan Desember.
Tujuan perjuangan Hamas, sebagaimana tercantum dalam Piagam Hamas tahun 1988, adalah membebaskan Palestina dari pendudukan Israel dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
“Solusi terbaik adalah membiarkan semua orang Kristen, Yahudi, dan Muslim tinggal di Palestina, dalam sebuah Negara Islam,” ujarnya kepada The Guardian pada 8 September 1988.
Syekh Ahmad Yassin menjadi pemimpin spiritual Hamas dan berperan penting dalam mengembangkan gerakan perlawanan. Hamas berhasil menjadi salah satu kekuatan politik dan militer yang paling berpengaruh di Palestina.
Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya
Pendirian Hamas adalah tanggapan terhadap gerakan-gerakan sebelumnya yang dianggap kurang efektif dalam merespons pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Pada 1980-an, pendudukan Israel dan perluasan permukiman Yahudi semakin meningkat yang membuat kian membesarnya sentimen anti-Israel di kalangan masyarakat Palestina. Syekh Ahmad Yassin melihat ada kebutuhan akan gerakan perlawanan baru yang dapat mewakili sentimen ini.