Perjalanan Spiritual 2.657 Kilometer 38 Bhante dari Bangkok ke Candi Borobudur Dikawal Prabu Diaz Asal Cirebon

Prabu Diaz, Panglima Tinggi Macan Ali Nuswantara mengawal langsung perjalanan spiritual Thudong 2025, hari ini
Prabu Diaz, Panglima Tinggi Macan Ali Nuswantara mengawal langsung perjalanan spiritual Thudong 2025, hari ini resmi memasuki Negara Malaysia. (IST)
0 Komentar

Dari Jakarta, para biksu itu akan kembali berjalan kaki menuju Candi Borobudur. Rencananya, para biksu thudong bakal dilepas pejabat Kemenag RI pada 20 April.

“Dari tanggal 20 April itu, kita akan menuju ke Bekasi, Cikarang, Karawang, Cikampek, Patrol, terus Losarang. Habis itu ke Indramayu, Jatibarang menuju ke Cirebon, Losari,” sambung Welly.

“Dari Losari (Brebes) menuju Tegal, Pekalongan. Di Pekalongan tinggal di Habib Luthfi, kayak dulu (2024),” kata Welly.

Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya

Setelah dari Pekalongan, kata Welly, para biksu thudong akan melanjutkan perjalanan menuju Semarang, Ungaran, Ambarawa, Magelang dan finis di Candi Borobudur. Perayaan Tri Suci Waisak 2025 jatuh pada, Senin (12/5) mendatang.

“(Jumlah biksu) Kurang lebih 38 sampai 40. Semua dari Thailand, tapi ada umat yang dari USA (Amerika Serikat) juga,” tambahnya.

Pihaknya sekarang ini masih menyusun rundown. Terutama jadwal perjalanan dari Batam hingga Candi Borobudur atau setelah memasuki wilayah Indonesia.

“Perkiraan itu kurang lebih 2.600 km ditempuh dalam waktu sekitar 4 bulan. Kalau menurut perkiraan, sampai finis ya,” tuturnya.

Khusus di Kota Semarang, tambah Welly, nanti bakal menuju kelenteng di Gang Lombok.

“Ungaran di Gunung Kalong (vihara). Kota Magelang kelenteng juga, mudah-mudahan mereka masih mau menerima kita,” pungkasnya.

Perjalanan spiritual para biksu dalam Internasional Thudong 2025 ini dikawal langsung oleh Panglima Tinggi Laskar Macan Ali Nuswantara, Prabu Diaz asal Cirebon, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Forum Lingkungan Hidup dan Budaya Nusantara.

Ia juga bertindak sebagai penanggung jawab dalam perjalanan para Bhante.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Prabu Diaz berharap perjalanan ini bisa menjadi simbol toleransi dan persaudaraan antarbangsa.

“Kami mohon doa restu dari seluruh warga bangsa. Mari kita sambut ‘Thudong 2025’ sebagai bukti bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat toleran,” ujarnya.

Perjalanan ini bukan sekadar ziarah spiritual, tetapi juga menjadi ajang untuk menunjukkan kepada dunia nilai-nilai harmoni dan keberagaman yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Makin Tahu Indonesia

“Saya merasa tergerak untuk membantu karena melihat perjalanan ini bukan hanya tentang agama tertentu, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan dan kedamaian. Ini adalah momen untuk menunjukkan bahwa toleransi itu nyata dan bisa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

0 Komentar