Nggak Bisa Bohong Lagi
Secara logika, kebutuhan masyarakat menjelang Ramadhan dan Lebaran harusnya terjadi kenaikan signifikan. Sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia di hari raya lebaran menjadi pucak dan ritual ekonomi nasional.
Diawali dengan terjadinya inflasi, kenaikan saya beli, kemudian kemacetan di jalan raya hingga masyarakat berbelanja di mal atau pasar tradisional.
Keseluruhan kegiatan masyarakat tersebut merupakan indikator ekonomi menggeliat, tambah subur dan negara acap bangga atas pencapaian pergerakan ekonomi menjelang Ramadhan dan Lebaran.
Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya
Negara membutuhkan kegiatan ekonomi riil yang terdapat bergerak menciptakan pergerakan dan pertumbuhan ekonomi.
Namun demikian, semua gambaran ekonomi makro Indonesia sedang hancur. Ekonomi nasional mengalami deflasi 2 bulan berturut-turut di awal tahun 2025, ditambahkan fakta baru jika Impor barang konsumsi yang rutin naik menjelang masa Ramadan atau Lebaran, pada 2025 malah merosot drastis.
Artinya apa? Jujurlah kepada hati nurani, bertanggung jawab pada profesional pekerjaan dan bermartabat terhadap bangsa dan negara. Sudah tidak ada celah lagi negara untuk berdusta, berbohong dan bahkan mencelakakan rakyatnya sendiri.
Pemerintah Prabowo-Gibran terutama Menkeu Sri Mulyani wajib mengakui di bawah sumpah UUD 45 dan Pancasila bahwa untuk saat ini mereka masih bekerja setengah hati atau bahkan bekerja hanya untuk melayani para pendukung, pembantunya dan juga para pihak yang telah berjasa di saat Pilpres 2024 yang mengantarkan Prabowo-Gibran duduk sebagai pemenang Pilpres 2024. Prabowo-Gibran terpilih oleh rakyat dan untuk melayani, mengayomi serta bekerja untuk bangsa dan negara.
Ditulis:Heru Subagia, Pengamat Politik dan Ekonomi