Jelang Lebaran Masyarakat Terkapar Daya Belinya, Sri Mulyani Apa Prestasinya!

Jelang Lebaran Masyarakat Terkapar Daya Belinya, Sri Mulyani Apa Prestasinya!
Heru Subagia
0 Komentar

Ini temuan yang luar biasa. Bahaya alarm itu ternyata sudah menyapa dan menyalahkan kencang. Fakta terungkapkah bahwa kegiatan impor barang konsumsi menjelang masa Lebaran atau Idul Fitri 2025 maupun memasuki masa Ramadan justru menurun. Fenomena ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Membandingkan impor sebelumnya, pada 2024 saja, nilai impor barang konsumsi masih tercatat naik baik secara bulanan (mtm) maupun tahunan (yoy).

Terlihat jelas jika kinerja tim ekonomi Kabinet Merah Putih dalam dua bulan pertama tahun ini belum menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Data terbaru impor konsumsi yang baru dirilis Badan Pusat Statistik kian menggambarkan kondisi daya beli masyarakat yang lesu.

Baca Juga:Pasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat Melewatinya

Menurut Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, impor barang konsumsi turun 21,05% pada Februari 2025 secara tahunan (yoy) dibanding Februari 2024.

Komoditas yang menyumbang penurunan nilai impor adalah beras dengan andil penurunan 15,07%, monitor berwarna dengan andil penurunan 2,66%, dan otomotif diesel fuel dengan andil penurunan 1,01%.

Dikatakan secara bulanan (mtm), nilai impor barang konsumsi turun 10,61% pada Februari 2025, volume turun 27,63. Data tersebut dipaparkan Amalia dalam konferensi pers, Senin (17/3/2025).

Penurunan terbesar terjadi pada buah-buahan yang terkontraksi 34,72% (mtm) dengan selisih nilai US$60,9 juta; daging hewan turun 64,55% (mtm) dengan selisih nilai US$44,8 juta; dan serealia turun 99,96% dengan selisih nilai US$37,8 juta. Secara kumulatif, impor barang konsumsi merosot 14,28% pada Januari-Februari 2025 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Anomali Indonesia

Banyak pakar ekonomi menyebutkan jika impor barang turun menjelang ramadhan vdan lebaran adalah anomali ekonomi dan sebelumnya tidak pernah terjadi.

Berbagaii pihak menegaskan seharusnya impor barang konsumsi tengah terbuka lebar akibat kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024.

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti juga menyatakan hal yang serupa. Ia mengatakan, merosotnya impor barang konsumsi menjelang periode musiman seperti Hari Besar Keagamaan Nasional merupakan bentuk nyata tengah merosotnya daya beli warga RI.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Ia berpendapat, daya beli masyarakat tengah bermasalah karena memang dari sisi pendapatan atau income riil tengah menurun, disebabkan dampak PHK yang terus menerus terjadi di berbagai sektor usaha.

0 Komentar