PEMERINTAH Kabupaten Kuningan kecolongan. Tiba-tiba ada perkebunan kelapa sawit seluas 24 hektar di Blok Ciambal Desa Dukuh Badag Kecamatan Cibingbin tanpa izin.
Lokasi tanamnya dengan jarak sekitar 140 pohon per hektarnya. Sedangkan bibit kelapa sawit itu sendiri ditemukan sebanyak 3.000 pohon.
Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar mengambil langkah tegas dengan melarang seluruh aktivitas penanaman kelapa sawit di wilayah Kabupaten Kuningan. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya menjaga keseimbangan lingkungan, ketahanan pangan, serta kelestarian sumber daya alam daerah.
Baca Juga:Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat MelewatinyaDi Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru Imlek
Pemerintah Kabupaten Kuningan menggelar inspeksi mendadak (sidak) di Desa Dukuhbadag, Kecamatan Cibingbin, yang menjadi lokasi rencana penanaman kelapa sawit. Dalam sidak tersebut, petugas menemukan 3.000 bibit kelapa sawit siap tanam yang akan ditanam di Blok Ciambal dengan luas lahan mencapai 24 hektare.
Penyegelan dan Penghentian Total Aktivitas Sawit
Potensi dampak negatif terhadap ekosistem dan keberlanjutan lingkungan, Bupati Kuningan langsung memerintahkan penghentian total seluruh aktivitas penanaman sawit di lokasi tersebut.
Satpol PP dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan turut serta melakukan penyegelan guna mencegah peredaran dan penanaman lebih lanjut.
“Kami tidak ingin Kuningan kehilangan jati dirinya sebagai wilayah hijau dan subur. Perkebunan sawit tidak sejalan dengan visi pembangunan lingkungan berkelanjutan dan berisiko mengganggu keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, kami mengambil langkah tegas untuk melarang distribusi dan penanaman sawit di seluruh wilayah Kuningan,” tegasnya.
Urgensi Kajian Kesesuaian Agroklimat untuk Tanaman Sawit
Pemerintah Kabupaten Kuningan juga menegaskan perlunya kajian mendalam mengenai kesesuaian agroklimat tanaman kelapa sawit di wilayah ini.
Secara ekologis, Kabupaten Kuningan memiliki karakteristik wilayah yang lebih cocok untuk komoditas pertanian berbasis hortikultura dan tanaman pangan dibandingkan dengan perkebunan kelapa sawit yang umumnya berkembang di daerah dengan iklim tropis basah dan tanah dengan karakteristik khusus.
Kajian ini diharapkan dapat menjadi dasar kebijakan tata guna lahan yang lebih berkelanjutan serta memastikan bahwa pemanfaatan lahan di Kuningan tetap selaras dengan kondisi ekologi, sosial, dan ekonomi masyarakat setempat.
Komitmen Kuningan terhadap Pertanian Berkelanjutan