Penerimaan Pajak Terjun Bebas Bikin Frustasi Sri Mulyani, Baiknya Mundur dari Pembantunya Prabowo

Heru Subagia
Heru Subagia
0 Komentar

Hal ini diungkapkan Sri Mulyani usai melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, sore ini, Rabu (12/3/2025).

“Iya. Januari dan Februari,” kata Sri Mulyani ketika dikonfirmasi soal rencana konferensi pers kinerja APBN esok hari.

Pendapat Negara Tekor

Seperti diketahui jika APBN KiTa merupakan publikasi bulanan mengenai realisasi APBN yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan. Publikasi itu bertujuan untuk menginformasikan masyarakat mengenai kinerja pendapatan, belanja, dan pembiayaan negara sebagai bentuk tanggung jawab publik dan transparansi fiskal.

Baca Juga:Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat MelewatinyaDi Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru Imlek

Fakta menarik adalah ketika Kementerian Keuangan (Kemenkeu) diketahui belum menerbitkan data kinerja APBN Januari 2025. Pdahal kunci kondisi ekonomi menyeluruh ada dalam laporan tersebut. Pentingnya laporan keuangan rutin dibutuhkan untuk mengetahui detail dari penerimaan pajak, bea cukai, penerimaan maupun belanja negara.

Namun demikian, Data pelaporan tersrbut seharusnya diterbitkan pada Februari 2025 . Diprediksi jika pemerintah sangat ketakutan untuk membuka data pelaporan kinerja ekonomi tersebut. Sedikit bocoran informasi, jika penerimaan pajak di bulan Januari 2025 jebol dianggka mengerikan.

Dikutip dari berbagai sumber, menyebutkan data penerimaan pajak Januari 2025 anjlok menjadi Rp88,89 triliun atau 41,86% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Untuk diketahui, realisasi penerimaan pajak di bulan yang sama pada tahun lalu atau Januari 2024 senilai Rp152,89 triliun.

Beda Aliran dan Kepentingan

Sebagai jebolan Mantan Ditentukan Bank Dunia, seharusnya Kridebilitas dan integritas sekaligus profesionalnya di bidang keuangan sudah tidak diragukan.

Sri Mulyani adalah Srikandi Indonesia yang telah mengawangi ekonomi Indonesia dari rezim ke rezim yang pernah berkuasa di Indonesia. Artinya Sri Mulyani sangat paham teori-teori dan juga praktek kebijakan-kebijakan ekonomi secara komprehensif dan berurutan.

Dengan melihat dinamika dan juga proyeksi ekonomi dan politik yang sedang dilakukan dan dijalankan oleh Prabowo, nampaknya terjadi banyak benturan kepntingan dan juga aliran pemahaman ekonomi pembangunan.

Sri Mulyani adalah produk ekonomi kapitalis, kiblat ekonomi adalah ekonomi liberalis sementara Prabowo adalah anak ideologis ekonomi sosialis.

Baca Juga:Kasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka PembunuhanMenteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini Jelasnya

Dua aliran paham ekonomi yang berlawanan dan berbenturan. Dengan keputusan Indonesia tergabung dengan BRICS semakin menambah tingkat polarisasi perbedaan antara Sri Mulyani anak didik Bank Dunia dan IMF.

0 Komentar